Universalisme Islam adalah salah satu karakteristik Islam yang agung. Universalisme Islam yang dimaksud adalah bahwa risalah Islam ditujukan untuk semua umat, segenap ras dan bangsa serta untuk semua lapisan masyarakat . Bukan risalah untuk bangsa tertentu yang beranggapan bahwa bangsanya yang terpilih , dan karenanya semua manusia harus tunduk kepadanya. Universalisme Islam menampakkan diri dari berbagai manifestasi penting, dan yang terbaik adalah ajaran-ajarannya. Ajaran-ajaran Islam yang mencakup aspek akidah, syari’ah dan akhlak ( yang sering kali disempitkan oleh sebagian masyarakat menjadi hanya kesusilaan dan sikap hidup ) . Hal ini dapat dilihat dari enam tujuan umum syari’ah yaitu : menjamin keselamatan agama, badan, akal, keterunan, harta dan kehormatan. Selain itu risalah Islam juga menampilkan nilai-nilai kemasyarakatan ( social values ) yang luhur, yang bisa dikatakan sebagai tujuan dasar syari’ah yaitu: keadilan, ukhuwah, kebebasan dan kehormatan. Semuanya ini akhirnya bermuara pada keadilan social dalam arti yang sebenarnya 1
Di Indonesia misalnya, sebagai suatu bangsa yang mempunyai tingkat hiterogenitas tertinggi secara fisik ( negara kepulauan ) maupun dalam soal keragaman suku, bahasa, daerah, agama dan adat istiadat, maka dengan sendirinya manifestasi dan ekspresi keberagamannya bervariasi sejalan dengan kondisi keberagamannya budaya yang ada. Muncul antara yang kebarat-baratan, kearab-araban dan ketradisian-ketradisian sebagai sesuatu yang sulit dihindari . Persoalannya apakah ekspresi dan manifestasi keberagaman yang merupakan hasil dialog cultural antara keuniversalan Islam dengan kekhasan suatu kawasan itu abash atau tidak., dan seberapa jauh tingkat keberlakuannya.. Haruskah dianggap sebagai ekspresi dan manifestasi keagamaan yang serta merta bernilai mutlak sehingga mesti pula berlaku di semua tempat 2.
Pemikiran universalisme Islam berangkat dari isyarat Al-Qur’an , misalnya QS. Saba’(34 ) : 28
“ dan Kami tidak mengutus kamu, melainkan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahu”3. Sehubungan dengan ini Nurcholis Madjid menegaskan bahwa yang pertama-tama menjadi sumber ide tentang universalisme Islam ialah pengertian perkataan “Islam” itu sendiri . Term Islam di sini diartikan sebagai sikap pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa , sebagaimana yang dibawa para Rosul secara silih berganti dalam sejarah umat manusia untuk menyampaikan pesan yang sama yaitu “Islam” Dari pengertian dasar Islam sebagai hokum ketundukan makhluk kepada Khaliknya tidak dalam artian nama agama yang dibawa oleh nabi Muhammad sebagai penutup para Nabi dan Rasul , maka Islam tidak bersifat temporal yang berlaku untuk suatu zaman atau kawasan tertentu melainkan berlaku untuk seluruh zaman, lampau, sekarang, dan nati di semua kawasan tanpa terkecuali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H