GOLPUT
Awalnya saya tidak mengetahui Golput itu apa. Namun dikemudian hari setelah saya banyak mendengar berita dan membaca artikel-artikel yang berbau politik, saya mengetahuinya. Singkatan dari golput itu sendiri adalah golongan putih. Jadi semacam netral atau tidak memilih siapapun dalam pemilihan Presiden,Calon Legislatif maupun Pilkada yang dilakukan. Dulu daya sempat mendengar istilah golput itu sendiri sewaktu saya masih sekoah dibangku SMP dan SMA maklum saat itu saya tidak tahu apa-apa tentang politik di Indonesia. Saat ini juga saya sedikit-sedikit megetahui tentang politik yang ada dibangsa ini.
Pada tahun 2014 ini adalah tahunnya pemilihan Calon Legislatif dan Calon Presiden yang akan memimpin Negara kita ini untuk 5 tahun kedepan. Momentum atau kesempatan untuk bangsa ini untuk berbenah diri untuk menyongsong tahun tahun berikutnya yang lebih baik dan lebih baik lagi. Untuk itu semua orang yang tinggal di Negara Indonesia tercinta ini diharuskan seharusnya untuk memilih calon pemimpin untuk bangsa ini. Namun, tidak sedikit yang tidak memilih untuk mencoblos kertas yang mencantumkan lambang partainya dan para calon-calonnya. Mereka ada yang datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara) didaerah rumahnya masing-masing, tapi cuma sekedar mencoblos golput atau tidak mencoblos siapapun yang ada dikertas suara tersebut. Dikarenakan para pencoblos ini tidak tahu atau buta dalam karakteristik dan informasi yang didapat untuk para calon-calon legislatif dan calon Presiden ini.
Sebenarnya ada beberapa calon yang sudah mempromosikan dirinya di media televisi dan dimedia lainnya. Para pemilih yang saya tahu sekarang juga sudah cerdas wawasannya sudah terbuka luas untuk memilih dan menentukan pilihannya itu untuk calon pemimpin Negara kita ini. Mungkin penilaian masyarakat yang menyatakan golput itu sendiri diarenakan juga tidak tahu calonnya khusus nya untuk pemilihan calon legislatif. Saya sendiri merasakannya ketika sedang memilih calon legislatif tidak ada satupun yang saya kenal dikertas pemilihan itu. Dan dari beberapa teman saya yang ngekost dia tidak bisa memilih calon pilihannya dikarenakan tidak berdomisili di tempat dimana ia tinggal sesuai KTP nya. Dikatakan dimedia, bagi yang tidak bisa memilih haknya, bisa memilih dimanapun ia berada dengan syarat menunjukkan identitas dan lainnya,tetapi ada keluhan dari TPS nya karena kertas suaranya sudah habis dan lain-lain jadi beberapa orang tidak bisa memilih.
Banyak berita-berita ditelevisi yang didaerah pemilihannya diulang, dikarenakan kertas pemilihan suaranya rusak sebelum H-1 dan beberapa kendala didaerah-daerah tertentu. Dan yang lebih riskan lagi, ditempat TPS itu sendiri ada beberapa tim sukses dari beberapa partai. Dan dia mempromosikan partai nya itu untuk memilih partainya itu dengan iming-iming duit atau sembako yang mereka sediakan untuk calon yang akan memilih partai tersebut. Sebelumnya saya juga baru tahu yang namanya serangan subuh. Yang dimaksudkan disini ialah mempromosikan partai dan calon anggota yang harus dipilih. Mereka akan mendapatkan imbalan biasanya uang dan sembako bagi mereka yang menjadi tim sukses.
Mereka yang berkampanye, mereka yang melakukan iklan iklan membagikan brosur-brosur untuk orang-orang agar memilih partainya dan juga sejumlah uang untuk memilihnya. Politik di Indonesia bisa dikatakan banyak permainan dan juga tidak transparan serta jauh dari kata bersih. Saya melihat sendri diberita elektronik bahwa seorang tukang kopi disebuah warkop mencalonkan diri untuk legislatif. Ada juga dari tukang sampah juga mencalonkan diri untuk mendapatkan bangku di Senayan. Apakah ini tidak berimbas dengan kinerja dia ketika sudah terpilih nanti di Senayan ?
Dan juga banyak calon-calon Legislatif yang dari kalangan menengah kebawah menghabiskan modal yang tidak sedikit untuk berkampanye serta mempromosikan dirinya melalui tim suksesnya dan dari serangan subuh itu sendiri. Setelah melakukan itu semua apakah pasti meraka terpilih dan mendapatkan bangku di Senayan sana? Tidak jawabannya. Banyak yang tidak terpilih dan mereka stress. Karena meraka sudah menghabiskan uang yang tidak sedikit untuk kelangsungan berkampanye dan mempromosikan dirinya itu sendiri. Dan apa yang terjadi sekarang dengan para calon yang gagal ? Tidak sedikit dari mereka yang dilarikan ke Rumah Sakit Gila dikarenakan stress yang berkeanjutan. Bahkan ada disebuah daerah saya lupa dimana, sudah menyediakan Rumah Sakit Gila khusus untuk Caleg tersebut. Ini luar biasa haha. Dan adapula mereka yang tidak terpilih meminta uangnya dikembalikan oleh orang-orang yang menerima uang seta sembako dari merek yang menjadi calon legislatif tapi gagal. Miris memang yang dilakukan mereka itu dengan tanpa hasil yang jauh dari harapan. Ada juga yang sampai memblokir jalan agar masyarakat tidak bisa melalui jalan tersebut an juga ada yang mematahkan pipa air disebuah desa agar air itu tidak masuk rumah warga. Ini sungguh berita yang membuat masyarakat kecewa sekaligus prihatin atas caleg yang melakukan ini semua.
Sering kita lihat sebelum memasuki Pemilihan Umum, banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab menempelkan atribut-atribut bukan pada tempatnya. Ada yang memasang spanduk,brosur besar ditempelkan dipohon-pohon, ditembok tembok rumah masyarakat dan di pinggiran jalan fly over itukan bisa menyebabkan tidah indah dan terlihat seperti semrawut. Bahkan setelah masa kampanye dan pemilihan selesai, oknum nakal ini dari beberapa partai tidak membersihkan kembali apa yang mereka perbuat. Harus dikerahkan dari anggota satpol pp lah untuk membersihkan sudut sudut kota tersebut.
Nah kembali lagi ke Golput ini dilarang oleh Negara, dikarenakan bisa dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab untuk dimasukan ke partai nya. Goput juga dilarang oleh agama bahka bisa menjadi haram. Hak setiap orang untuk memilih pemimpin yang dibutuhkan untuk bangsa ini. Kita lahir dan besar ditanah tercinta ini, masa kita acuh tak acuh atas apa yang ada disekitar kita. Maksudnya kita harus ikut berpartisipasi menyelenggarakan Pemilu ditahun 2014 ini. Kita tahu banyak calon pemimpin dari partai-partai, nah kita pilih sesuai hak dan hati kita untuk memimpin bangsa kita tercinta ini. Dalam agama juga disinggung pemimpin seharusnya itu laki laki bukan perempuan. Ini bukan masalah emansipasi untuk perempuan. Dan juga dijelaskan didalam Al-Qur’an “kaum laki-laki adalah pemimpin bagi wanita” (Qs 4 : 34).
Saya tidak munafik untuk politi sekarang di Indonesia itu tidak bisa dibohongi, uang adalah segalanya. Mencari pemimpin yang jujur, bijaksana, arif, dan dermawan susah sekarang. Jadi pilihlah sesuai hati nurani untuk Indonesia yang lebih maju kedepannya. Memilih di TPS tidak sampai 5menit kok dengan mengantri dan kita dipanggil untuk mencoblos dibilik suara dan setelah itu kita menceluplan jari kelingking ke tinta ungu tanda karena kita sudah ikut berpartisipasi untuk memilih calon pemimpin untuk Negara kita ini.
Intinya bagi saya itu golput itu bukan pilihan yang tepat bahkan jauh dari kata bijak, dengan cara itu kita bisa dikategorikan acuh tak acuh. Memilih dari hati untuk memilih pemimpin yang pantas untuk memimpin bangsa ini untuk 5 tahun kedepan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H