Mohon tunggu...
Harwanto Herlambang
Harwanto Herlambang Mohon Tunggu... karyawan swasta -

mau belajar, itu lebih baik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menguak Kontroversi Strategi Gerakan Mahasiswa

23 April 2012   09:34 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:15 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Krisis moneter bangsa Indonesia menimbulkan catatan sejarah baru bangsa Indonesia khususnya menyangkut gerakan mahasiswa yang begitu progresif dan melebur dengan masyarakat menuntut perbaikan nasib jutaan rakyat Indonesia. Sejarah ini ditorehkan oleh kalangan generasi muda, khususnya gerakan mahasiswa, melalui peristiwa yang dikenal sebagai era reformasi.  Sebuah era baru, setelah jatuhnya rezim otoriter Orde Baru (Orba) di bawah kepemimpinan Jenderal Besar Soeharto oleh kekuatan rakyat (people power) melalui peristiwa yang kita kenal dengan Tragedi Mei 1998. Demontrasi mahasiswa pada saat itu selalu mejadi legenda dan sejarah perjuangan mahasiwa sebagai katalisator dalam menjatuhkan rezim Soeharto.  Kondisi saat itu tentu berbeda sekali dengan kondisi sekarang.  Saat ini, berbagai demontrasi mahasiswa sudah tidak mendapat respek lagi dari masyarakat.  Apa yang selama ini dilakukan dengan turun ke jalan bila hanya dilakukan oleh pihak mahasiwa sendiri tidak lebih disebut sebagai pawai, karnaval atau arak-arakan belaka. Dan malah lebih berkesan hura-hura jika aksi mereka tidak murni ide mahasiswa. Demontrasi titipan. Demikian yang menjadi stigma masyarakat terhadap gerakan mahasiswa Indonesia saat ini. Dan bila mahasiswa turun jalan membawa aspirasi murni hati nurani rakyat serta berlatar belakang ide mahasiswa sendiri tanpa ditunggangi, tanpa titipan-titipan maka turun jalan demikian dapat dikatakan sebagai unjuk rasa. Tetapi apakah ini masih ada mengingat sikap dan keberpihakan terhadap kaum tertindas telah dikooptasi oleh situasi praktis yang sedang berkembang yang kurang menguntungkan nasib bangsa kita sendiri. Strategi yang mesti dilakukan oleh mahasiswa jika memang mereka berani dalam membela kebenaran adalah bersikap dialogis terhadap pemerintah, introspeksi tentang niat kemurnian gerakan dan tanggap benar dengan rakyat. Untuk itu, format gerakan mahasiswa harus dinamis dan berwajah damai, namun tegas dan lugas dalam menyampaikan aspirasi rakyat sesuai yang dibutuhkan rakyat. Bukan menjadi rakyat semakin pusing melihat kelakuan mahasiswa.

Kebanyakan yang dirasakan sekarang, gerakan mahasiswa memang sangat kontroversi. Seperti yang kita tahu bahwa kontroversinya adalah strategi gerakan, baik itu organisasi liberal, moderat maupun radikal. Kontroversi strategi gerakan itu bukan hanya terjadi dalam masyarakat, tetapi dalam kubu internal mahasiswa pun terjadi. Berbagai macam cara dan gerakan mereka lakukan hanya semata-mata demi cita-cita politik nilai yang mereka emban. Tak jarang pula cara yang sangat ekstrim dilakukan. Seperti halnya yang sering kita tahu adalah sebuah mekanisme yang mengerahkan masa atau lebih kita kenal dengan demontrasi. Sampai hari inipun demontrasi masih sangat kontroversi bagi banyak kalangan, baik itu kalangan mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya. Memang aksi massa sampai saat ini masih memberikan kontribusi yang sangat besar bagi perubahan sosial di Indonesia tetapi sampai saat ini juga kontroversi dari gerakan tersebut tidak kunjung reda. Dengan adanya aksi masa atau demontrasi maka akan menimbulkan permasalahan yang baru pula. Dan itu terbukti bawasannya sering aksi massa yang melancarkan gerakannya tanpa memikirkan strategi jitu membuat masyarakat sekitar terganggu, seringnya demonstran yang anarkis dengan merusak sarana dan prasarana dan berbagai dampak permasalahan sosial lain terjadi.

Untuk menjawab sebagian dari pertanyan itu alangkah baiknya bila kita merujuk pada sejarah yang menyelimuti kehidupan berbangsa dan bernegara kita. Pada jaman sebelum kemerdekaan sudah jelas bahwa strategi ini memegang peran yang sangat efektif, begitu juga setelah kemerdekaan dan reformasi yang mana strategi ini menumbangkan pemerintahan yang otoriter dan tidak pro rakyat sebagaimana dalam Undang Undang sebagai negara demokrasi yang kita anut. Gerakan aksi masa ini merupakan sebuah strategi menggabungkan beberapa pandangan kedalam satu suara dan satu jalan untuk menyampaikan beberapa pendapatnya berkaitan kebijakan kepada pihak yang berwenang yakni negara. Dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara seperti Indonesia tentunya kita mempunyai penyelenggara negara yakni pemerintah. Pemerintah adalah bagian kecil dari pada bangsa kita yang mana mewakili sebagian besar rakyatnya untuk mencapai tujuan bersama. Secara tidak langsung rakyat sudah mempunyai wakilnya yang diharapkan bisa memenuhi apa yang diinginkan oleh rakyat itu. Nah mungkin itulah disetiap negara mengapa diadakannya pemerintah.

Merujuk pada rasionalisasi yang terpapar diatas maka timbul pertanyaan “Mengapa kita ikut campur dalam urusan pemerintahan atau kebijakan-kebijakan, bahkan terkadang kita perlu mengambil alih pemerintahan yang mereka pegang? Bukankah kita sudah mempunyai wakil yang bisa kita harapkan?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun