Analisa dua laga Euro Tadi malam
Baiklah, jika kemarin saya memberanikan diri tuk menulis sebuah tulisan abal-abal. Dan doakan hari ini saya akan mencoba untuk menulis tentang analisa pertandingan EURO kemarin malam yang secara mengejutkan permainan menarik nan membuat decak kagum banyak orang kalah dengan gaya monoton bertahan namun penuh dengan semangat serangan balik saat lawan keasyikan menyerang
Dan tulisan saya ini dikutip dari beberapa akun tuiter penganalisa pertandingan, yang pertama
eng … ing … eng …
Sebelum laga derby eropa ini mulai banyak sekali yang memprediksikan kekalahan telak Italia dari Spanyol, sebab saat ini Spanyol diisi dengan pemain-pemain yang bertanding di laga semifinal champion, dan tentunya sang kampiun champion juga berasal dari Negara  matador tersebut.
Spanyol memiliki segudang talenta muda dan dikombinasikan dengan pemain yang hampir bisa dikatakan veteran nan berpengalaman, sebut saja kombinasi antara David De Gea dan Iker Casillas, dua penjaga gawang beda generasi ini adalah bintang di masing-masing klubnya, penyelamatan demi penyelamatan banyak dilakukan oleh kedua penjaga gawang tersebut di klubnya masing-masing, namun untuk musim ini Casillas tak setangguh dua musim lalu, saat memenangkan liga champion untuk kesepuluh kalinya bagi Real Madrid.
Nah, berbeda dengan De Gea yang tampil gemilang bersama Manchester United pada musim ini, banyak kalangan penganalisa sepak bola mengatakan jika bukan karena De Gea, bisa jadi Manchester United terdegradasi dari liga inggris, karena banyak sekali penyelamatan De Gea pada musim ini. Inilah kombinasi antara penjaga gawang Spanyol, dan sudah bisa ditebak yang menjadi starting eleven pilihan Del Bosque adalah De Gea.
Sedangkan dari pemain bertahan, ada kombinasi elclasico espanyola, Sergio Ramos dan Gerrard Pique, siapa yang meragukan ketangguhan keduanya, selain bisa bertahan keduanya adalah defender yang sangat berbahaya jika sudah memasuki area lawan, sebab heading atau memanfaatkan kesempatan dua defender tersebut sangat berbahaya.
Bek kanan dan bek kiri Spanyol diisi pemain-pemain muda, sebut saja Jordi Alba dan Juanfran (bisalah dikatakan muda) ada juga Hector Ballerin, pemain yang menantang Usaint Bolt untuk sprint setelah EURO berakhir ini adalah pemain muda Arsenal yang dibeli dari Barcelona, pemain terakhir yang disebutkan ini adalah aset Spanyol untuk sepuluh tahun yang akan datang.
Dan gelandang Spanyol dipenuhi dengan pemain sarat pengalaman, ada David Silva, Inesta, Fabregas, namun sayang sang pelatih tak memanggil Juan Mata yang bisa dikatakan cukup gemilang musim ini berasama Manchester United.