Pukul 23.45 WIB saat aku melihat jam tanganku, terdengar suara panggilan dari petugas bandara internasional Soekarno Hatta, bahwa pesawat dengan jurusan penerbangan Jakarta - Kuala Lumpur - Kuwait - Kairo akan segera lepas landas, tidak terasa hanya tinggal beberapa menit lagi aku akan meninggalkan negeri tercinta indonesia untuk beberapa tahun yang tidak tentu berapa tahun lamanya, sedih bercampur bahagia, sedih karena harus menginggalkan keluarga tercinta, dan bahagia karena cita-citaku sebentar lagi akan terwujud, yaitu kuliah di universitas al-Azhar Kairo, Mesir. Aku langsung bergegas mengambil tas leptop dan ransel di sampingku yang berisi makanan dan obat-obatan, kemudian aku berjalan menuju boarding pass yang berada di lorong menuju kabin pesawat, aku berikan tiket pesawatku kepada pramugari, yang kemudian ia robek, dan mempersilahkanku untuk mencari seat yang sesuai dengan boarding pass, setelah mencari-cari sebentar, akhirnya aku menemukan juga tempat dudukku (seat), dan aku mulai memasukan barang-barang kedalam kabin pesawat yang berada di atas tempat duduk, aku mendapatkan tempat duduk bersebelahan dengan seorang laki-laki yang berwajah asia, tapi kurang akrab dan bisa berkomunikasi dengan orang yang tidak ku kenal, sambil memasang sabuk pengaman, mulai membaca do'a safar yang telah di sediakan oleh maskapai pesawat. Sambil membaca do'a, pramugari mulai memberikan instruksi untuk menggunakan sabuk pengaman dan memberikan arahan-arahan lain apa bila terjadi emergency, setelah selesai, pesawat mulai take off dari bandara internasional Soekarno Hatta pukul 00.35 WIB, sesaat kemudian aku terbayang ketika masa-masa aku masih duduk di bangku Kelas Satu Madrasah Tsanawiyah, aku yang selalu bermimpi bisa kuliah di luar negeri tepatnya Mesir, aku mendapatkan mimpi ini dari seorang teman sekolahku yang biasa di panggil Ilham, dulu ketika kami masih bersama menuntut ilmu di sebuah Pondok Pesantren yang tidak terlalu di kenal di desa, dia sering bercerita tentang kakaknya yang kuliah di sebuah universitas tertua didunia, yaitu universitas al-Azhar Kairo Mesir. Berawal dari sebuah cerita yang kemudian menjadi semangat hidup yang begitu sangat menginspirasikan untuk bisa menjadi seperti kakaknya ilham, sejak saat itu aku mulai bertekad untuk bersungguh-sungguh dalam belajar, karena aku juga ingin bisa merasakan kuliah di universitas al-Azhar salah satu universitas tertua di dunia yang mana terkenal dengan para ulamanya dan serta keilmuanya tentang dunia islam, tidak hanya itu Mesir juga di sebut negeri para nabi, karena dahulu para nabi banyak yang berasal dari Mesir. Semenjak saat itu aku mulai menceritakan keinginanku kepada kedua orang tua, kalau nantinya jika lulus Madrasah Aliyah aku ingin melanjutkan studi ke bumi para nabi, bumi terjadinya peradaban islam, buminya para ulama-ulama besar, sekilas jadi teringat dengan kata-kata mutiara arab yang dulu diajarkan oleh ustadzah Llilis, "Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina" tapi ini melebihi cina jauhnya, tidak seberapa lama kemudian keinginanku itu hilang dan luntur, karena pikiranku saat itu hanya ingin pindah sekolah, dari pondok pesantren yang dulunya sederhana, dan sekarang aku sudah berada di pondok pesantren modern, tepatnya di kota. Setelah tinggal dan hidup di lingkungan pondok modern selama satu tahun, mulailah keinginanku yang dulu terpendam, sedikit demi sedikit mulai bermunculan keluar, yaitu ingin melanjutkan kuliah di universitas al-Azhar, aku kembali terinspirasi dari kakak kelasku yang sama satu pesantren, dia telah lulus tes ujian masuk universitas al-Azhar, dan sebentar lagi berangkat, saat itu dia memberikan sebuah nasehat, supaya kami tetap semangat dalam belajar, dan jangan lupa untuk selalu berdo'a supaya dipermudah oleh Allah SWT dalam hal menuntut ilmu agama. Seiring berjalanya waktu, aku telah duduk di kelas tiga Aliyah, tidak terasa sudah hampir diakhir perjalanan di bangku persekolahan, kini sebentar lagi aku akan menempuh ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu bangku perkuliahan, di akhir aku dan teman mulai disibukkan dengan kegiatan bimbel karena sebentar lagi kami akan menghadapi ujian nasional yang akan diadakan secara serentak di setiap daerah, sambil bimbel, aku mulai kembali mengulangi hafalan al-Qur'an yang dulu pernah hafal waktu Tsanawiyah dan waktu saat aku duduk di kelas dua Aliyah, sedikit-sedikit sudah mulai lancar dan kuat. Beberapa minggu sebelum ujian nasional dilaksakan, ada salah seorang guru yang menawarkan kuliah ke mesir, yang katanya akan di laksakan di UIN medan, mulailah aku dan temanku yang biasa disapa Yudi, dengan sedikit keraguan kami mencoba untuk mendaftar diri mengikuti ujian tes masuk kuliah di universitas al-Azhar, setelah selesai ujian nasional dan telah melihat hasil yang lumayan memuaskan kami berdua diminta untuk mengisi lembar formulir pendaftaran yang dulu telah di sediakan oleh guru kami, namun setelah dicek ternyata untuk pendaftaran tahun ini masih belum di buka, karena pada waktu itu mesir masih mengalami masa revolusi, dan sebagian mahasiswa Indonesia juga ada yang telah dievakuasi, namun itu semua tidak melunturkan niatku untuk menuntut ilmu di negri para nabi tersebut. Sebelumnya orang tuaku juga sempat ragu karena mendengar kabar bahwa Mesir sekarang sedang tidak aman, tapi aku berusaha meyakinkan mereka, bahwa aku akan tetap pada keinginanku untuk melanjutkan studi di al-Azhar Mesir, selang beberapa bulan karena tidak ada informasi yang jelas, dan aku sempat menganggur beberapa bulan menunggu panggilan untuk melakukan ujian atau tes, namun tidak ada juga info dari guruku dan juga dari situs atau web yang biasanya mengumumkan masalah ujian tes masuk al-Azhar, akhirnya guruku mengabil jalan pintas untuk memasukan aku ke ma'had di Mesir, supaya bisa masuk kuliah. Hanya menghitung beberapa hari aku dan temanku diberi tahu untuk membuat pasport, dan akhirnya aku pergi ke kota ditemani oleh orang tuaku untuk membuat pasport, selalu pulang dan pergi selama beberapa hari untuk menyelesaikan urusan tersebut, dan wal hasil alhamdulillah pasport pelajar sudah ada di tangan dan siap untuk dikirim ke jakarta, setelah menunggu kembali beberapa bulan sampai akhirnya pada hari jum'at tanggal 19 agustus aku dan ayahku pergi ke pekanbaru, ibuku tidak ikut mengantarkan ke bandara, karena masih ada adikku yang harus diurus oleh ibuku, ibu hanya mengatarkan aku sampai di depan pintu rumah. Rasa sedih yang dalam aku rasakan, ketika aku mencium kedua tangan ibuku, melepas kepergian anaknya untuk menuntut ilmu yang suci di negri yang jauh disana, setelah berpamitan dengan ibu, aku juga berpamitan dengan nenekku dan saudara-saudaraku, kemudian pergilah aku dengan ayahku mengendarai mobil kami yang sudah disediakan, dalam perjalanan aku hanya bisa bersyukur dan selalu berdo'a supaya nantinya bisa dipermudah segala urusan oleh Allah SWT, setelah sampai di kota, aku dan ayahku pergi ke rumah Yudi temanku yang juga akan pergi menuntut ilmu bersama di universitas al-Azhar. Pukul 06.30 WIB tanggal 20 agustus 2011, 21 ramadhan 1432 H, aku beserta keluarga temanku pergi kebandara riau SSQII (Sultan Syarif Qosim II), sesampainya di bandara kami langsung bergegas untuk cek in bandara, karena tidak lama lagi pesawat akan segera melakukan take off, setelah melakukan cek in dan boarding pass, akhirnya pesawat mulai take off dan terbang menuju bandara internasional soekarno hatta, hanya beberapa jam saja, sampailah kami semua di jakarta dengan keadaan selamat Alhamdulillah, setelah sesampainya di sana, aku, ayahku, Yudi dan ayahnya, mencari sebuah hotel untuk beristirahat sejenak karena waktu itu hari Jum'at dan sebentar lagi adzan jum'at, setelah mendapatkan hotel dan bersiap-siap untuk melaksakan sholat Jum'at, kami semua bergegas pergi ke masjid yang tidak begitu jauh dari bandara, sesampainya disana kami melaksanakan sholat, dan setelah itu kembali lagi ke hotel tempat kami beristirahat, sambil beristirahat aku mencoba melihat sekitar hotel yang menyatu dengan bandara tersebut, aku pandangi pesawat Arab Saudi yang datang dan pergi mengantarkan para penumpang yang akan melakasanakan ibadah umrah. Tidak terasa jam dinding sudah menunjukan pukul 15.00 WIB waktu kami berada di hotel sudah habis, maka kami pun berkemas-kemas meninggalkan hotel menuju tempat cek in, karena orang yang akan ikut mengantarkan kami sudah datang sambil membawa berkas-berkas yang dulu telah kami kirim bersama dengan pasport, setelah berbincang-bincang sebentar, maka saatnya aku berpisah dengan ayahku, aku merasakan begitu hangatnya pelukan seorang imam yang telah mengajarkanku arti kehidupan, se-akan tangannya yang memeluk erat tubuhku tidak ingin lepas begitu saja, dan perlahan ia melepaskanku sambil berpesan dengan suara yang begitu halus ditelingaku, "Belajar seng pinter yo le, biar bermanfaat bagi agama dan bangsa" singkat tapi makna yang begitu dalam ku rasakan, sedikit tampak sedih dari paras ayahku, tapi ia tegar, saat itu aku berfikir tidak salah jika aku dititip oleh Sang Pencipta kepada lelaki tangguh seperti ayahku, air matanya tidak ia alirkan di depan mata, tapi di balik matanya aku rasakan ada semacam air terjun, kawan!, yah kalian tahu Niagara ?!, seperti itulah deras air mata yang ia alirkan dibalik matanya, aku rasakan itu. Sedih juga ada pada diriku tapi aku tak sanggup untuk menumpahkannya karna aku akan mencoba bersikap tegar karena ini telah menjadi keputusanku untuk menuntut ilmu di luar negri. Setelah berpisah dengan orang tua kami berdua, aku dan temanku mulai memasuki tempat cek in untuk memasukan barang-barang kami ke bagasi dan menunggu panggilan keberangkatan pesawat dengan tujuan penerbangan Jakarta - Kuala Lumpur - Kuwait - Kairo, setelah menunggu hingga enam jam, akhirnya terdengar suara panggilan dari petugas bandara untuk penumpang jurusan penerbangan Jakarta - Kuala Lumpur dengan maskapai Kuwait Air Ways, Alhamdulillah sekarang aku sudah berada di pesawat dan sekarang pesawat sudah terbang kira-kira sudah hampir enam jam pesawat masih berada di langit dan pramugari pesawat tersebut memberikan aba-aba bahwa pesawat akan landing di bandara Kuwait. Saatnya menunggu kembali hingga pukul 12.00 waktu kuwait, kemudian ada panggilan lagi untuk melakukan boarding pass, setelah selesai boarding pass kami duduk kembali di dalam bangku pesawat dan pesawat mulai take off terbang menuju bandara internasional Kairo Mesir, tidak begitu lama Alhamdulillah kami tibai di Kairo dengan selamat dan sesampainya disana kami sudah ada yang menyambut, dan kami juga sudah di sediakan tempat tinggal selama beberapa bulan. Alhamdulillah berkat usaha yang keras dan kemauan yang kuat serta do'a yang tak pernah henti-hentinya dari kedua orang tuaku, kini aku telah kuliah di universitas al-Azhar Kairo Mesir, fakultas Syari'ah wal Qonun qism Syari'ah Islamiyah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H