[caption id="attachment_132652" align="alignnone" width="448" caption="Arfian Rizky Yusufi"][/caption] Kompasiana smua yang baik..sbelumnya saya minta maaf apabila sya disini share apa yg menimpa keluarga kami smnggu terakhir..tepatnya kejadiannya tanggal 11 September mnggu malam jam 23.55...kejdiannya di RS di daerah bogor..yups,,Saya bru saja keilangan keponakan yang sudah saya anggap anak sendiri karena diurus bersama..Tujuan saya share disini(sebelumnya share di forum lain) supaya kita semua tidak perlu mengalami apa yang saya alami...dan tentu saja lebih waspada untuk menjaga anak kita semua amien.. Anak ini namanya Arfian Rizky Yusufi..umur 7taun 2 bulan ketika meninggalnya kmrin. Ibunya ditinggal bapaknya waktu arfian masih usia 5bulan-nan, dan semenjak itu Iyan(kami biasa sebut) tidak pernah bertemu dengan ayahnyasampai meninggalnya almarhum. Iyan anak yg sehat dan gemuk, sehat skali malahan,dia mudah bergaul dengan siapa saja, saya dan kakak-kakaksaya yang lain merawat dia dari kecil sampai waktu meninggalnya kemarin, yang tentunya membuat hubungan kami sangat dekat sekali,seperti ayah dan anak. Kita coba mencukupkan apa yang dia minta(dan sepengatahuan saya dia tidak pernah meminta sesuatu yang berlebihan). Diaanak yang baik,supel, dan mudah bergaul dengan siapa saja, dan Almarhum sopan untuk anak seusianya. Mendengar kesan tetangga dan guru yang mengenalnya, Iyan adalah anak yang baik dan supel, hal ini juga yang membuat Iyan ditunjuk menjadi ketua kelas oleh guru dan kawan-kawannya ketika baru masuk SD kemarin. Cita-citanya jadi dokter hewan, dia makanya sayang sekali dengan namanya binatang, mungkin karena umurnya yg pendek itu Allah banyak member sesuatu yg spesial di sifatnya dengan umurnya yang masih kecil tadi. Terakhir kemrin Almarhum puasa full 30 hari dan tidak mengeluh sama skali, malahan semangat puasanya itu luar biasa,memang dia anak yg baik Kompasianer. Selepas lebaran,saya mudik ke kampong halaman dengan keluarga besar, di kampong terjadi sesuatu yang menurut kami biasa untuk anak laki-laki, iyan jatuh sewaktu bermain loncat dengan saudara-saudaranya yang lain. Dengkulnya robek sedikit,memang ga besar tapi harus dijait dan dijahit delapan jahitan, selepas kejadian itu dia masih kelihatan baik2 saja dan tidak ada masalah sama sekali sampai kita bisa wisata dua hari di Pangandaran setelah dari kampong halaman itu dan Iyan masih baik-baik saja dengan luka yang sepertinya akan mongering, 1mnggu tiga hari setelah lebaran ternyata sewaktu Iyan sarapan mulutnya sulit terbuka lagi, tentu hal ini mengagetkan kami semua. Saya yang waktu itu dari Bandung mengisi acara pelatihan langsung pulang ke Bogor,dibawalah iyan ke UGD RS di Bogor,masuk UGD jam 7pagi hari sabtu..jam 12 Dokter mengijinkan Iyan masuk ruang perawatan biasa, dengan catatan harus sendiri tanpa pasien lainnya.ketika saya sampai di RS, Iyan setiap beberapa waktu mengalami kejang dan mulutnya masih kaku dan belum baik juga, saya sempat tanya dokter jaga perihal keadaannya,dokternya bilang masih ada yg lebih parah dan bisa pulang setelah 3 mnggu perawatan. Saya yakinkan lagi dengan tanya kondisi iyan keseluruhan, jawabannya sama masih baik dan bagus, Iyan terkena tetanus, tapi karena saya dapat penjelasan yang menenangkan dari dokter seluruh keluarga sedikit tenang. samapi minggu malamnya saya kaget ketika ditelpon kakak yang mengatakan Iyan kritis dan sempat hilang nafasnya, sesampainya disana Iyan sudah ada di ICU dan kita belum boleh masuk,saya diinfokan oleh kakak bahwa iyan oleh perawat disana diberikan obat tablet untuk penurun panas padahal biasanya smua obat lewat suntikan (krena kondisi mulutnya msih ngatup karena tarikan saraf akibat dri tetanus itu sndiri), intinya iyan tidak tertolong, karena berdasar keterangan dokter jaga di ICU Iyan awal masuk sudah sangat parah, dan ini beda dengan keterangan Dokter jaga sebelumnya dan tindakan yg dibuat dengan dimasukan ke ruang perwatan mengindikasikan Almarhum tidak kritis sama sekali. Sampai akhir hayatnya iyan masih belum didatangi oleh dokter spesialisnya(meskipun kata dokter jaganya slalu kordinasi dengan dokter jaga melalui telepon), pukul 23.55 kponakan saya meninggal, anak saya dan kecintaan keluarga karena dibesarkan dan dididik dari kecil, serta kondisinya yang ditinggalkan oleh bapaknya sewaktu kecil. Ada permintaan iyan yang blum sempat kita lakukan, sebelum ramadhan dia sempat mengatakan ingin bertemu bapaknya.(kita selalu mengatakan bahwa bapaknya ada di luar negeri mengingat bapaknya yang tidak mau menemui anaknya meskipun kita sudah berusaha berkali-kali menemui bapaknya.) Itu juga yang membuat saya dan keluarga sedih. Ada pesan tersirat yang ingin saya sampaikan untuk pembaca semua 1.Jangan pernah anggap luka kecil sepele, periksakan ke dokter yang baik, kalau diperlukan periksakan kembali ke dokter lainnya. 2. Semoga ini pelajaran untuk RS dan Dokter juga, karena meski saya berpikir telah terjadi malpraktek disana karena keterlambatan dan salahnya penanganan, saya tidak akan menuntut apa-apa..kami mengikhlaskan semuanya termasuk anak kami, hanya sajajangan sampai ini terjadi dengan yg lainnya, kami saja yang masuk kelas VIP tidak didatangi oleh dokternya apalagi yang melalui JAMKESMAS atau masyarakat kecil??? untuk ibu dan bapak dokter dan semua calon dokter, semoga jadi niat menolong masyarakat menjadi niatan utama menjadi seorang dokter supaya kalo ada kjadian serupa bisa serius ditangani, tidak hanya melalui telepon saja .(sekali lagi, padahal kami masuk kelas VIP..apalagi Jamkesmas???) 3.Saya dan keluarga ikhlas untuk Iyan, Allah sangat baik kepada kami berikan sesuatu yang Allah sayang selama tujuh tahun untuk jadi ladang amal kami dengan membesarkannya dengan baik, lalu Allah ambil lagi untuk tameng api neraka Ortunya kelak...amien(iyan bener2 luar biasa..anak istimewa yg sholeh dan ga banyak nuntut apa2) 4. Semoga kisah ini bisa menjadikan pembaca yang memiliki anak atau yang akan memiliki anak bisa menjaga anak kita lebih, dan lebih waspada.amien. terima kasih sudah mau membaca dan berbagi dengan cerita saya..untuk doa dan sarannya saya hanya berharap pahala untuk pembaca semua..amien. Saya juga membuat renungan untuk kami sekeluarga dan sepenggal surat imajiner untuk Iyan tersayang… Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo’a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri ma’aflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Al Baqarah: 286) Kami hanya bisa berikanmu dunia….Tapi Allah memberikanmu surga denganSegala kenikmatannya... Kami hanya bisa merawatmu serta menjagamu seakan-akan memang benar-benar milik kami... Padahal Allah sangat jauh lebih menyayangimu dan merawatmu.. Allah maafkan kami jikalau masih selalu berduka….ampuni kami jikalau selalu terus menitikan air mata Andai Waktu bisa Terputar lalu Terhenti…… Ingin Rasanya Waktu selalu membawaku bersamamu… Kerinduan akan selalu ada dalam dadaku mencarimu dalam dinginnya malam… Memelukmu dengan segala kehangatan kasih sayang…. Mengingatmu....melihat semua kecerianmu, semangatmu.. Merenungkanmu….membaca semua beda sifatmu dengan anak kebanyakan… Bersyukur diberi anugerah luar biasa oleh Yang Maha Hidup Walau 7tahun waktu yang diberikanNya untuk kami… Bermainlah di Taman Surga Anakku…. Bermain dengan semua binatang Allah disana..yang selalu kau sayang ketika kau hidup… Bersabarlah sejenak…semua waktu tak kan terasa lama… Insya Allah kita akan berkumpul kembali kelak..dalam surga Yang Maha Hidup.. Akhirnya, semua doa terpanjat..Ya Allah…. Bantu kami selalu memahami semua rahasia langitmu…. Bantu kami selalu membaca rahasia takdirmu…dengan itu kami bisa ikhlas Bersyukur dalam kedukaan itu yang akan kami lakukan Rabbi… Allah Yang Maha Menjaga…Jagalah dia ya Rabbi…. Allah Yang Maha Pengasih…Sayangilah Dia Dalam Surgamu… Allah…Jadikan Dia Tameng kami dari Api Neraka..Penjemput untuk kami di Surga… Allah…Kuatkan Kami dan berikan kami jiwa ikhlas..amien Jum’at 16 September 2011/18 Syawal1432 H 10.50Wib…. Semoga Alloh menjadikan kami semakin taqwa untuk dekat dengannya di surga..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H