Mohon tunggu...
Bert Toar Polii
Bert Toar Polii Mohon Tunggu... Jurnalis - Saya adalah penggemar olahraga bridge yang sangat fanatik dan ingin berbagi tentang berbagai kelebihan dan manfaat olahraga ini. Waktu luang saya digunakan untuk memperkenalkan tentang kampung saya Tondano.

Saya adalah penggemar olahraga bridge yang sangat fanatik dan ingin berbagi tentang berbagai kelebihan dan manfaat olahraga ini. Waktu luang saya digunakan untuk memperkenalkan tentang kampung saya Tondano.

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Memahami Rule of Eleven

26 Mei 2021   09:16 Diperbarui: 26 Mei 2021   09:30 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memahami 'Rule of Eleven'
Oleh: Bert Toar Polii

PROBLEM yang dihadapi cabang olahraga mana pun di Indonesia, salah satunya ialah pembibitan. Jurang pemisah antara atlet senior dan junior kadang begitu dalam. Akibatnya transfer ilmu bisa berjalan tersendat. Hal ini lebih terasa lagi untuk olahraga yang penulis tekuni, bridge.

Nah, sebagai awal menjadi atlet muda, perlu pemahaman tentang teori dasar yang harus dikuasai. Sejumlah teori dasar yang harus dikuasai kita mulai untuk teori untuk defense, yaitu lead fourth best dengan rule of eleven.

Lead fourth best merupakan salah satu konvensi tertua yang kabarnya sudah digunakan sejak permainan bridge masih bernama 'whist'. Karena mudah dan praktis maka sampai saat ini masih digunakan oleh banyak pemain.

Pada 1889, R F Foster menemukan Rule Of Eleven yang merupakan alat penghitung ajaib yang dirancang untuk menerjemahkan opening lead. Disebut fourth best karena lead kartu keempat dari warna yang panjang. Sebagai contoh, pegang S KJ7654 maka harus lead S6 sebagai kartu nomor 4 dihitung dari kartu tertinggi King.

Rule of eleven ialah apabila kartu yang di-lead merupakan kartu keempat maka kurangi angka yang di-lead dengan 11, dan hasilnya ialah jumlah kartu yang lebih besar daripada angka yang di-lead yang dipegang oleh ketiga pemain lainnya (tidak termasuk yang lead).

Sebagai contoh:

K 5 2
Lead S7          A J 9 3

Terhadap kontrak 3NT dari Selatan di mana Barat lead S7 dan di dummy main S2, Timur cukup main S3. Mengapa? Karena jika kita hitung sesuai Rule Of Eleven maka 11-7 = 4 yang berarti ada 4 kartu yang lebih tinggi dari angka yang dipegang oleh Utara, Timur dan Selatan sebagai declarer. Karena di dummy punya 1 angka yang lebih tinggi, yaitu K, sedangkan Timur punya 3 yaitu AJ9 maka berarti Selatan tidak punya.

Dengan kata lain, Barat lead dari pegangan S Q1087. Tanpa aturan ini, umumnya pemain akan main SJ dan kemudian berusaha mencari entry ke Barat untuk serang Spade lagi. Kalau Barat punya entry tidak ada masalah, tapi kalau tidak punya berarti kerugian besar. Kita lihat contoh dalam permainan:  

S K 6 4

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun