Mohon tunggu...
Hartono
Hartono Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa PPG Prajabatan Gelombang 2 Tahun 2023, Prodi PPG Sekolah Pascasarjana UM

Saya memiliki ketertarikan pada bidang sejarah, sosial, politik, pemerintahan, hukum dan pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kelahiran Blok Sentral dan Blok Sekutu Menuju Perang Dunia II

30 Juni 2024   10:42 Diperbarui: 30 Juni 2024   10:46 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

3.1.LAHIRNYA BLOK SENTRAL DAN BLOK SEKUTU
Perang dunia dua menjadi peristiwa yang melibatkan banyak negara dunia. Perang ini menjadi konflik terbesar sepanjang sejarah manusia. Bahkan menewasakan lebih dari 50 juta jiwa. Dimulai dengan invasi Jerman ke Poladia diawal September 1939, dan berakhir pada 14 Agustus 1945 (Wahjudi Djaja, 2012: 190).
Pada Perang Dunia II melibatkan dua pihak, yaitu Blok Sentral dan Blok Sekutu. Kedua blok tersebut terdiri dari negara-negara yang memiliki pengaruh besar pada masa itu, seperti Amerika Serikat, Inggris, Tiongkok, Jerman, Jepang, Italia, dan beberapa negara aliansinya. Pemicu terjadinya Perang Dunia ke II ini adalah perebutan pengaruh antara kedua blok tersebut. Kedua blok tersebut memiliki ideologi dan tujuan masing-masing.
1.Blok Sentral/ Blok Poros
Kubu pertama pada Perang Dunia II adalah blok sentral atau "axis block". Kubu ini muncul dengan  menguatnya diplomasi antara tiga negara besar yaitu Jerman, Italia, dan Jepang. Diawali dengan kesepakatan antara Jerman dan Jepang ditahun 1936. Kesepakatan tersebut dilatar belakangi oleh suatu kesamaan pandangan yaitu pandangan anti komunisme. 

Sehingga ditandatanganilah suatu pakta bernama "Pakta Anti-Komintern" di jerman pada tanggal 1 November 1936. Kemudian disusul dengan bergabungnya Italia ditahun berikutnya. 

Di tahun 1937, Italia secara resmi turut begabung dalam aliansi Jerman-Jepang-Italia, yaitu dengan ditandatanganinya "Pakta Baja". Bersamaan dengan itu, prinsip awal yang menyebut pusat wilayah Eropa berada di Berlin berubah menjadi poros "Berlin-Roma", sehingga disebut-lah sebagai axis atau sentral.
Kemunculan dari blok sentral sendiri tidak terlepas dari alasan utamanya, yaitu munculnya atau lahirnya negara-negara fasis. Negara fasis sendiri merupakan negara yang pemerintahannya dijalanjkan dengan cara diktator. Sedangkan fasisme sendiri diartikan sebagai suatu pengorganisasian pemerintahan sekaligus masyarakat secara otoriter-totaliter, atau adanya partai tunggal yang sangat nasionalis, militeris, rasial, serta imperealis (Leo Agung, 2018: 152). 

Segala sesuatu diatur secara otoriter-totaliter atau otoriter penuh. Dimana rakyat tidak memiliki kebebasan dalam berpendapat sedikitpun. Berbeda dengan prinsip negara demokrasi yang mengutamakan kepentingan rakyat. Jerman, Italia, dan Jepang sendiri merupakan tiga negara yang memiliki kekuatan fasis cukup besar dimasa tersebut. Diawali dengan fasisme di Italia, Jepang, kemudian disusul Jepang, dan selanjutnya disusul oleh negara-negara Eropa lainnya.
Negara fasis pertama adalah Italia. Dibawah Partai Fasis yang dipimpin Benito Mussolini, Italia muncul sebagai negara fasisme yang otoriter. Kegagalan sebagai anggota blok sekutu di Perang Dunia I membuat Italia dibawah Partai Fasis berusaha untuk mengubah haluannya serta menentang rajanya sendiri, yaitu Raja Victor Immanuel III. Hal tersebut dilakukan dengan alasan guna merubah krisis ekonom yang melanda Italia pasca Perang Dunia I.
Kemudian negara yang kedua adalah Jerman. Jerman menjadi salah satu negara fasis dengan menguatnya Partai NAZI dibawah pimpinan Adolf Hitler. Kemunculan partai baru yang bersifat keras ini pada dasarnya merupakan bentuk protes rakyat terhadap keadaan yang ada. Melihat pasca Perang Dunia I  Jerman juga termasuk negara yang mengalami kekalahan perang hingga mengalami dampak krisis yang berkepanjangan. 

Disitulah muncul partai-partai yang dibentuk oleh rakyat karena keridakpercayaannya lagi terhadap pemerintahan. National Sozialistische Deutsche Abeiter Partei atau Partai NAZI sendiri merupakan partai terakhir yang terbentuk. Namun, merikupun partai terakhir NAZI menjadi partai fasis dengan gerakan politik paling brutal dan sekaligus paling popoler dibanding fasis yang lainnya (Leo Agung, 2013: 153).
Dibawah pimpinan Adolf Hitler, NAZI muncul sebagai partai yang bercita-cita untuk menguasai negara lainnya. Seperti ungkapan Hitler dibukunya yang berjudul Mein Kampf dimana ia menyatakan bahwa dunia akan baik jika dipimpin oleh orang Jerman, karena Jerman ditakdirkan untuk memimpin dan menguasai dunia. Oleh sebab itulah Hitles berkuasa dengan begitu diktator.
Negara fasis berikutunya Jepang yang menyusul kepopuleran fasisme di Jerman dan Italia. Dibawah kepemimpinan Kaisar Hirohito, Jepang berangsur-angsur mengubah pemerintahannya menjadi totaliter layaknya fasisme di Jerman dan Italia. Dengan basis militer yang kuat Jepang menjadi negara dengan militerisme yang begitu kuat. 

Dimasa Hirohito tersebut bidang militer dan perindustrian Jepang mengalami perkembangan yang begitu pesat. Serta didukung dengan pemerintahan yang bertumpu kuat pada parlementernya.
Selain ketiga negara tersebut juga terdapat negara-negara lainnya yang turut menjadi anggota aliansi blok sentral mengikuti Jerman, Italia, dan Jepang. Misalnya saja fasisme di Argentina dibawah kepemimpinan Kolonel Peron. Terdapat pula Hongaria, Rumania, Bulgaria, Finlandia, Spanyol, Kroasia, Slovakia, dan negara aliansi lainnya yang menetang terhadap Ideologi Komunisme, Liberalisme, maupun Sosialisme.

2.Blok Sekutu
Kubu selanjutnya adalah kubu sekutu atau Blok Sekutu. Blok skutu sendiri merupakan aliansi negara-negara yang bergabung untuk melawan kekuatan Blok Sentral. Kekuatan terbesar blok sekutu sendiri dipegang oleh empat negara. Yaitu negara paman sam atau Amerika Serikat, Inggris, Uni Soviet dan juga Tiongkok. 

Kempat negara tersebut pada dasarnya memiliki ideologi yang bersebrangan dengan ideologi Blok Sentral. Yaitu Amerika dan Inggris yang berideologi Liberalisme dengan mengutamakan kebebasan individu. Kemudian Uni Soviet dan Tiongkok yang memiliki ideologi Komunisme yang mengutamakan kebebasan secara komunal. Dengan begitu prinsip kebebasan antara dua ideologi tersebut sangat bertolak belakang dengan penerapan fasisme oleh negara Blok Sentral.
Tak hanya itu terdapat pula negara-negara lainnya yang sejalan dengan empat negara tersebut. Seperti Prancis, Polandia, Kanada, Australia, Slandia Baru, Yugoslavia, Belanda, Belgia, Norwedia dan beberapa negara lainnya yang mayoritas ber ideologi Liberalisme, Sosialisme maupun Komunisme. Keterlibatan Blok Sekutu dalam Perang Dunia II sendiri ditandai dengan dinyatakannya perang oleh beberapa negara Blok Sekutu sebagai perlawanan terhadap invasi Jerman ke Polandia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun