Mohon tunggu...
Hartini Laswandi
Hartini Laswandi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Hobi meneliti, menulis, membuat desain.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Interior Area Terapi Bermain Berbahan Multisensori Dapat Meningkatkan Keterampilan Motorik Anak Inklusif

15 September 2024   15:27 Diperbarui: 5 November 2024   14:52 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebuah rumah atau sekolah pada umumnya difasilitasi area bermain. Area bermain bagi siswa inklusi di samping untuk refresing mengurangi kejenuhan rutinitas, juga berfungsi sebagai area terapi dengan bermain. Anak normal dan anak inklusif dapat bermain di area ini sambil meningkatkan keterampilan motoriknya. Interior area bermain terdiri dari fasilitas duduk, elemen pembentuk ruang, dan sarana bermain berupa boneka, lego, bentuk-bentuk geometris, bentuk huruf, menyusun rangkaian tali, dan sebagainya. Selama ini banyak juga sekolah inklusi belum memiliki sarana terapi bermain. Area terapi bermain menciptakan kembali keceriaan bagi siswa yang moodnya kurang baik, kurang motivasi dan sedang marah atau tantrum. Ketersediaan area terapi bermain ini, berpengaruh pada pembelajaran yang berjalan lebih efektif. Dibutuhkan bantuan Disainer Interior untuk merencanakan area terapi bermain atau redesain area terapi bermain  yang aman dan nyaman. Metode perancangan interior area terapi bermain diawali dengan pengumpulan data dengan memberikan sosialisasi kepada kepala sekolah dan guru bahwa fasilitas area terapi bermain penting. Metode perancangan interior area terapi bermain meliputi analisis aktivitas siswa saat tidak mood, tantrum atau kehilangan konsentrasi, selanjutnya devine, design, dan development. Ketersediaan area terapi bermain yang ergonomis, aman, dan nyaman bagi pengguna dengan fasilitas berbahan multisensori dapat meningkatkan keterampilan motorik anak. Bahan multisensori merupakan bahan dengan indera peraba yang lebih, misalnya mainan yang lebih lembut, lego bertektur dan tidak keras, dudukan dengan isian fleksibel dan berkain lembut (beanbag), serta elemen pembentuk ruang yang lembut juga. Konsep multisensori diterapkan material yang digunakan meliputi elemen lantai, dudukan, dan media bermain. Bahan multisensori merangsang saraf motorik saat dimainkan, hal ini berdampak juga buat meningkatkan keterampilan motorik anak sambil bermain. @rsitekdikti, @kemdikbudristek, @universitas tarumanagara, @fsrd untar

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun