Mohon tunggu...
Hartati Tati
Hartati Tati Mohon Tunggu... Lainnya - Pengawas sekolah Dasar kabupaten Hulu Sungai Selatan

Hartati adalah pengawas sekolah Kab HSS yang tertarik pada bidang tulis menulis

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Bersabar dalam Ikhlas

21 Agustus 2021   09:09 Diperbarui: 21 Agustus 2021   09:50 734
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
introductiontolife-101.blogspot.com/.../15-trend-terbaru-foto-orang-berhijab.html 

Sabar itu bukan Sesuatu yang mudah, apalagi untuk ikhlas, kalau sabar artinya kita tetap menunggu, berharap sesuatu akan kembali seperti semula, sedang ikhlas artinya kita telah siap melepaskan semuanya dengan segala konsekuensinya, tanpa syarat.

Setelah mewek-mewek, penuh drama mengeluh, berkeluh kesah dan marah marah, ternyata semuanya tidak menyelesaikan masalah, apalagi orang yang dimarahi tidak ada, kalaupun tahu ternyata juga tidak peduli bahkan tidak merasa salah,  yang ada hanya sia-sia buang energi diri, lebih baik selesaikan saja dengan sabar, syukur, dan jangan lupa tersenyum.

Setelah begitu banyak cerita ternyata malah semakin menoreh luka, jadi sedih, lukanya jadi mengangga kembali, kumat lagi dan ternyata lebih perih, akhirnya sadar tidak semua masalah akan selesai meskipun kita bercerita kesemua orang dengan panjang lebar, kadangkala berdiam diri itu adalah penyelesaian dan penyelamat hati  terbaik. Intinya sabar,  La tahzan, hanya kata itu yang jadi penguat.

Masalah itu ternyata bukan beban hidup semata, berkutat dengan rasa ternyata juga benar-benar jadi pembelajaran, bahkan kadang dalam hal tertentu malah jadi lebih dewasa dan bijak, satu sisi masih mengharu biru pada sisi lainnya begitu ringannya penyikapi keadaan.

Ikhlas memberikan rasa sabar, untuk tetap bertahan walaupun dada rasanya seperti ditumpuk beribu batu, dan membuat lebih tenang tidak grasak-grusuk dalam mengatasi masalah, menjadi lebih tabah lebih tenang, lebih tangguh dan lebih teduh.

Saat kamu terpuruk oleh rasa kehilangan, Tuhan ingin kamu belajar bangkit dan lebih yakin bahwa Allah tidak akan pernah menghilang dan pergi meninggalkanmu. Belajar kuat, belajar sabar, belajar lebih dewasa dan terakhir menanamkan hati  untuk lebih yakin La Takhaf Wa La Tahzan. Innallaha Ma’ana “Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih wahai hati Sesungguhnya Allah ada bersama kita”

Saat menyudahi rasa kehilangan, disitu terbukti kekuatan iman kita sebenarnya, apakah kita benar-benar mampu memasrahkan diri atau jatuh terpuruk lupa pada janji Allah, bahwa setelah kesulitan akan ada kemudahan, setelah kesedihan akan ada kebahagiaan, setelah badai akan ada pelangi.

Bersabar sajalah semua hanya tentang waktu hingga yang pergi akan Allah ganti dengan yang jauh lebih baik dan lebih pantas untukmu.

Jika harus juga menangis, menangislah tidak salah engkau ungkapkan rasamu, apalagi dihadapan Allah, Insya Allah semua akan membaik, dengan hadiah yang tidak pernah kamu duga-duga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun