Bagi saya moralitas dasar hidup dalam beragama ialah ketika seseorang berbuat baik kepada sesama manusia di dalam kehidupan bermasyarakat dan mampu menjalankan perintah agama serta menjauhi setiap larangan dalam suatu ajaran agama yang di yakini. Dalam setiap agama tentunya mengajarkan umatnya untuk berbuat baik untuk sesama, namun perbuatan baik antar sesama umat beragama tentunya sangat berbeda beda penerapan di dalam kehidupan mereka masing masing
Banyak hal dalam pengalaman hidup saya kaitannya dengan agama, agama yang sejak lahir saya yakini yaitu agama Islam. Dalam saya melalui waktu demi waktu untuk menyempurnakan sebagai umat Islam yang baik, walaupun kenyataannya saat ini saya belum bisa di katakan sebagai umat beragama yang baik. Namun ada niat dan upaya saya untuk bisa menjadi umat beragama yang baik. Ketika saya berusaha menyempurnakan perintah sholat 5 (lima) waktu yang masih sering saya tinggalkan. Bagi saya upaya untuk membenahi diri agar lebih baik dalam beragama juga merupakan sikap yang perlu terus kita pacu sehingga moralitas hidup beragama yang sesungguhnya dapat terwujud dengan baik. Masih ada saat ini umat Islam yang kurang sadar dalam meningkatkan kualitas hidup mereka dan ada juga malahan yang bangga dengan hal hal negatif yang ada dalam dirinya. Tanpa tersadarkan kadang saya juga membanggakan hal negatif dalam diri saya padahal ucapan hal negatif yang saya sampaikan kepada orang lain tersebut malah merugikan bagi saya sendiri dan banyak orang kurang menyadari hal ini. Menurut saya melemahnya sanksi sosial bagi umat beragama yang tidak bisa menonjolkan bahwa dirinya memiliki moral yang baik juga mempengaruhi untuk seseorang berupaya menjadi umat beragama yang lebih baik. Namun juga masih ada sedikit daerah yang masih tegas memberikan sanksi sosial bagi umat beragama di daerah Aceh, di sana wanita muslim yang keluar rumah atau berbaur dalam masyarakat dalam acara resmi jika tidak menggunakan kerudung maka orang lain di sana akan memandang kurang baik wanita tersebut, cerita ini saya dapatkan dari teman facebook saya ketika kita saling membandingkan perbedaan lingkungan kehidupan saya dan lingkungan teman saya di Aceh sana, kemudian dia juga bercerita hubungan remaja di sana, ketika pasangan remaja yang berpacaran hanya sekedar hubungan via handphone dan kadang seorang remaja laki laki mengunjungi rumah sang pacar untuk bertamu, selebihnya sudah di anggap hal yang bisa di katakan melanggar norma sosial dalam masyarakat, di daerah kota kota besar remaja yang berpacaran sangat berbeda di Aceh, di kota kota besar pasangan remaja kadang berpacaran secara berlebihan, malahan tidak sedikit yang menjalin hubungan sudah seperti suami istri, padahal hubungan mereka belum secara resmi menikah. Dari hal hal yang menurut saya saya anggap kurang baik ini bisa menjadikan saya masukan dan bisa menjadikan bahan instropeksi dagi hidup saya walaupun remaja remaja saat ini banyak yang mudah terpengaruh dalam pergaulan.
Namun juga masih ada yang terselip dalam pengalaman hidup saya sebagai umat beragama yang memiliki moral yang baik yang bisa menjadi kebanggaan bagi diri saya sendiri. Ketika saya dapat ikhlas dalam memberi, memberi kepada orang yang mungkin mmbutuhkan. Walau sesuatu yang saya berikan hanyalah tidak seberapa namun ketika saya senang melihat orang tersebut terbantu dan saya bisa ikhlas maka hati saya terasa sanggat bangga. Saya juga menganggap ketika kita beramal dan amal tersebut menjadi rahasia saya sendiri juga menambah banyak kepuasan saya ketika beramal. Dan saya juga kadang mengingat dalam hati ketika saya iri dengan perbuatan baik orang lain yang orang lain laksanakan. Hati menjadi tidak minder dan juga menimbulkan kepuasan batin bagi saya. Ini juga bisa terus mendorong dan memacu saya untuk berbuat baik terhadap sesama. Terkadang dalam diri saya juga muncul keinginan untuk menjalankan perintah perintah agama Islam seperti melaksanakan sholat wajib 5 (lima) waktu berjama’ah di masjid agar bisa menjadi contoh untuk remaja remaja lain di lingkungan saya tinggal, namun hal ini masih belum dapat terwujud dalam diri saya. Bagi saa moral dalam diri saya terlebih dahulu yang perlu saya perbaiki kemudian barulah kita memperbaiki lingkungan lingkungan terdekat yang ada di sekitar kita. Walaupun di dalam islam tidak ada batas dalam berbuat baik terhadap diri sendiri, keluarga, maupun orang lain
Etika pergaulan dan cara menghargai orang lain juga dapat menunjukan moralitas dasar dalam beragama, tentunya agama Islam yang telah saya yakini sejak lahir. Seperti ketika saya menyapa tetangga tetangga yang kebetulan berpapasan dengan saya, ketika saya berbicara dengan orang yang lebih tua yang harus secara sopan dan santun. Hal hal sederhana juga sering saya terapkan sebagai umat beragama seperti mengucap salam ketika bertamu, berjabat tangan saat bertemu. Banyak hal yang bisa kita tonjolkan untuk membentuk moral bagi umat manusia dalam beragama.
Kesibukan dalam rutinitas seseorang juga dapat membuat orang tersebut lupa akan kewajibannya sebagai umat Islam. Seperti saat saya kuliah dan melewatkan sholat merupakan salah satu contoh. Namun masih juga sering kita lihat orang orang dalam masyarakat yang memiliki waktu untuk mnjalankan perintah wajib bagi umat muslim tersebut tetapi orang tersebut dengan tanpa rasa bersalah tidak menjalankan perintah ajaran agama Islam tersebut. Kejadian tersebut juga sering ada pada diri saya ketika saya asyik ngobrol dengan tema teman saya saya kadang juga lupa dan membuat saya menjadi malas untuk menjalannkan kewajiban saya.
Saya sangat bersyukur dengan apa yang telah saya jalani saat ini, bagi saya untuk dapat seperti sekarang ini perlu perjuangan yang sangat berat dngan lingkungan teman sepermainan saya yang tidak terlalu mementingkan pendidikan dan kurang tertatanya perencanaan masa depan mereka, Alhamdulillah saya bisa lebih berani mengambil keputusan untuk masa depan dengan melanjutkan pendidikan saya di perguruan tinggi. Walaupun teman teman saya saat ini sudah berpenghasilan dan bisa mencukupi kebutuhannya saat ini. Juga lingkungan teman teman semasa SMK dulu, secara tidak langsung membentuk jati diri yang kurang berkualitas. Selama tiga tahun saya menuntut ilmu di SMK Swasta yang anak anaknya sedikit lebih nakal
Ketika saya terlibat pekerjaan sosial seperti kerja bakti muncul kepedulian saya untuk selalu berusaha terlibat dan memberikan bantuan semampu saya. Sebagai umat beragama hal tersebut sangat penting karena menyimbolkan kita sebagai umatIslam yang peduli dengan lingkungan dan orang lain.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H