Mohon tunggu...
hartanto anshori
hartanto anshori Mohon Tunggu... -

jadikan hidup lebih hidup

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Berburu Kuliner di Dharmasraya ”Nasi ”Tiwul”, Murah dan Mengenyangkan”

26 September 2012   14:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:38 474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

Berburu Kuliner di Dharmasraya

”Nasi ”Tiwul”,murahdan mengenyangkan”

Menikmati makanan daerah, membutuhkan kebiasaan

Masakan Minangkabau yang terkenal pedas

Masakan Jawa yang terkenal manis dan daerah lainnya

Tetapi menikmati nasi ”tiwul” khas Jawa tersebut bisa dinikmati di daerah Dharmasraya

Nasi ” tiwul” merupakan makanan yang biasa dikonsumsi masyarakat suku Jawa. Tetapi di kabupaten Dharmasraya makanan yang dibuat dari ubi ini, juga digemari oleh masyarakat non Jawa. Larisnya nasi ”tiwul” ini dikarenakan harga yang murah dan cukup mengenyangkan.

Hanya dengan uang Rp 2 ribu, sudah bisa menikmati nasi ”tiwul” lengkap dengan lauk pauknya dan porsi yang mengenyangkan.Harga ini relatif sangat murah karena lauk pauknya sangat bervariasi sekali. Sebenarnya harga tersebut tidak sebanding dengan isinya. Di mana satu porsi nasi ”tiwul” bisa menikmati pecal urap, ikan asin, bakwan dan tumis cabe.

Untuk menambah kenikmatan dalam mengkonsumsinya, biasanya disajikan dengan daun pisang atau daun jati. Tentu hal ini akan mengundang selera bagi penikmatnya.Tetapi bagaimanapun jenis makanan jika tidak pernah mencobanya tentu akan kesulitan untukmenikmatinya. Tetapi tidak perlu khawatir karena nasi tersebut sudahdicampur dengan nasi dari beras. Dan untuk mendapatkan nasi ”tiwul” tidaklah sulit. Setiap hari pasar di daerah kecamatan Sungai Rumbai, Sitiung dan Koto Baru akan dijumpai penjual nasi Tiwul.

” Patamo caliak dan merasokan nasi ”tiwul” ketika ikut KKN di Dharmasraya , ambo kaget juo tapi ketiko lah dirasokan, baru taraso nikmatnya,” kata Maulidson (20) mahasiswa KKN Unand Padang menceritakan pengalamannya menikmati nasi tiwul di Dharmasraya.

MenurutJinem (50) Warga Sitiung kabupaten Dharmasraya memilih profesinya sebagai penjual nasi ”tiwul” bahwapelanggan yang mengkonsumsi nasi ”tiwul” dari berbagai kalangan dan suku. Dalam tiap harinya jika hari pasar, nasi ”tiwul” buatannya bisa laku sampai 500 bungkus atau porsi. Tetapi ia hanya sanggupmenyediakan nasi ”tiwul” mulai dari pukul 6 pagi sampai pukul 10 pagi . Dalam rentang waktu itu, biasanya nasi tiwul sudah habis tidak tersisa. Bahkan sekitarpukul 6 pagi, sudah banyak yang pesan dan langsung datang ke rumahnya.

Jinem menjelaskan bahwa untuk membuat nasi tiwul, memang tidak sulit. Karenabahan bakunya yaitu ubi singkong didaerah Sitiung berlimpah. Membuat nasi tiwul membutuhkan beberapa proses. Tahaban pengolahan ubi singkong, dimana ubi singkong dikelupas dan dipotong dalam ukuran tertentu. Setelah dipotong kemudian dijemur sampai kering. Barulah ubi singkong yang dijemur tadi dijadikan tepung. Dari tepung inilah nanti akan dijadikan nasi ”tiwul” dengan mengkukusnya. Tetapi ia lebih banyak membeli kepada masyarakat dalam bentuk tepung. Dan dari tepung ubi singkong inilah, ia olah menjadi nasi ”tiwul” yang nikmat. Bagi anda tentu akan rugi jika ke Dharmasraya, tidak mencoba menikmatinya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun