asa itu terus bersambung ... dari mestinya terkulai, kini mulai berbuah ... harapan bagi generasi muda Papua, harapan bagi sepak bola kita. (eup.soccer@gmail.com)  www.emsykunipapua.com Tim U12 akan berlaga di Final Danone Aqua Cup 6-8 Juni di Jakarta Pemberitaan yang hampir selalu negatif tentang daerahnya, Papua, rupanya justru memunculkan semangat baru bagi seorang putra daerah bernama Petrus Benny Pepuho (Benny). Semangat baru itulah yang mendorong Benny untuk membuktikan bahwa putra Papua juga bisa menorehkan prestasi bahkan di level internasional. Benny yang merupakan seorang perawat berstatus PNS sejak tahun 1989 ini akhirnya menghidupkan kembali sebuah klub sepak bola bernama Emsyk Football Club yang sebelumnya pernah dirintis oleh Alphius Bukhey Pepuho tahun 1930-1940. Alphius Bukhey adalah kakek kandung dari Benny. Pada 17 oktober 2003, klub yang sempat ‘libur panjang’ tersebut diresmikan sebagai sebuah Sekolah Sepak Bola (SSB) Emsyk Papua. Nama Emsyk sendiri diambil dari singkatan Embun Syklop (Gunung Cyclops yaitu nama dari Gunung di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua). Tahun pertama merupakan tahun yang sulit bagi Benny, ia berjuang sendirian. Ia mengajak beberapa anak di sekitar rumahnya untuk bergabung dengan Emsyk. Baru pada tahun 2004, salah seorang sahabatnya yang juga mantan pemain di beberapa klub nasional, Yohanes Songgonao, akhirnya ikut bergabung membantunya. Tak seperti SSB pada umumnya, Emsyk bahkan tak memiliki lapangan sendiri. Lapangan yang digunakan untuk latihan sehari-hari merupakan tanah pinjaman dari saudara Benny, sedangkan bola dan fasilitas lainnya hanya mengandalkan bantuan dari beberapa teman. Kondisi minimalis tersebut sama sekali tak menyurutkan semangat Benny untuk mengembangkan Emsyk. Dalam kurun 2004-2007, Benny kesana-kemari mengajukan proposal agar Emsyk tetap bertahan. Usaha Benny pun tak sia-sia. Seiring bertambahnya usia, Emsyk mulai berkembang pesat. Jumlah siswa saat ini bahkan mencapai lebih dari 300 anak yang tersebar dalam beberapa golongan usia. Mereka sebagian besar berasal dari Jayapura dan sekitarnya. Harapan Benny untuk membuktikan bahwa putra Papua bisa menorehkan prestasi, rupanya terwujud. Pada tahun 2007, Emsyk berhasil menjadi juara 1 Liga Danone di Jayapura. Keberhasilan tersebut pun akhirnya membawa Emsyk ke Jakarta. Tim Emsyk berhasil masuk ke babak final dengan melawan tim dari Jawa Timur, hingga akhirnya mendapat juara 2 di liga tersebut. Selain menjuarai pertandingan, beberapa siswa Emsyk juga banyak yang bermain di klub-klub sepak bola di Papua seperti Persipura dan Persiram, bahkan beberapa pemain Emsyk juga telah menjajal kemampuan mereka dengan bertanding di luar negeri mewakili timnas indonesia. Tak berhenti sampai disitu, potensi dan kemampuan siswa-siswa Emsyk rupanya menarik perhatian Real Madrid Foundation sehingga pihak Real Madrid berencana untuk memberikan beasiswa bagi siswa Emsyk. Belum puas, Benny kembali menunjukkan keseriusannya dengan menggelar pertandingan persahabatan yang rencananya akan dilaksanakan di Singapura 4-11 Agustus mendatang. Pada akhir 2011 lalu, nama Emsyk Papua diubah menjadi Emsyk UniPapua. Sejak saat itu, Emsyk berstatus sebagai yayasan yang berbadan hukum dengan nama Yayasan Emsyk UniPapua. Tambahan UniPapua, dari kata United Papua, artinya Emsyk yang mempersatukan, sebuah wadah yang menaungi para pemain muda Papua. (sumber : Kick Andy Hope)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H