Mohon tunggu...
harry supandi
harry supandi Mohon Tunggu... -

Guru TIK Komputer SMk

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Upaya Menjaga Stabilitas Sistem Keuangan

1 November 2014   02:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:00 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apakah Sistem Keuangan Indonesia tidak Stabil ??

Sistem keuangan yang ada di indonesia pernah mengalami krisis yang cukup parah yang biasa orang mengatakan "Krisis Moneter"

( Tahun 1998 ). Saat itu bangsa kita dihadapkan oleh masalah yang sangat komplek, seperti : Bunga Deposito tinggi, Harga Kebutuhan Naik, Pemutusan Hubungan Kerja(PHK) merajalela, bahkan mengakibatkan anjloknya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar dan inflasi yang tinggi. Hal ini diawali dengan Gejolak Politik Indonesia yang kacau pada saat itu, Demontrasi, Kerusuhan, Kebakaran, Pembobolan ATM, Kerusakan dsb. Keseluruhan kejadian tersebut menandakan Sistem Keuangan indonesia yang tidak Stabil.

Instabilitas Sistem Keuangan ini juga terjadi karena Perilaku Masyarakat yang lebih memilih Produk Import daripada Dalam Negeri, Adanya Bank yang diLikuidasi, Biaya Administrasi Bank yang tinggi, Bunga Bank Kecil, Bunga Deposito Kecil menyebabkan Masyarakat takut / Kurang berminat Untuk Menabung atau mendepositokan Uangnya di Bank. Hal ini harus dipikirkan serius "Bagaimana agar Masyarakat Bisa Tertarik/ Antusias untuk bisa menabung, mendepositokan Uang serta Meminjam Uang di Bank Hal ini Demi Kelancaran / Stabilitas Sistem Keuangan di Indonesia.

Bagaimana menjaga Stabilitas Sistem Keuangan ??

141475928561163575
141475928561163575
Faktor Perkembangan Informasi Dan Teknologi sangatlah mengancam Stabilitas Sistem Keuangan. Hal ini dibuktikan dengan adanya BISNIS ONLINE yang memutarkan Keuangan Masyarakat dengan Istilah Komunitas Saling Membantu memberikan reward/keuntungan 30% per bulan sangatlah menggiurkan.Bank bisa menerapkan sistem ini dengan mengkolaborasikan antara Investasi, Asuransi dan Reward / Bonus bagi mereka yang berhasil mengajak Nasabah baru untuk menginvestasikan Dananya di Bank. Sangatlah efektif jika Konsep ini diterapkan oleh Bank.

Ilustrasi :

Bank mengadakan kerja sama dengan Jasa Asuransi untuk mengatur proses klain Asuransi, lalu Bank membuat konsep Investasi (dengan setoran tetap per bulan) yang sekaligus diikutsertakan dalam Asuransi Jiwa misalnya. Namun untuk memperbesar jumlah nasabah yang berinvestasi dibutuhkan Promosi dari nasabah yang sudah ikut (Member) untuk mengajak calon member dan disediakan Bonus rekrut baginya. Hal ini bisa dimasukkan dalam Internet Bangking pada kolom Investasi.

Masyarakat memang membutuhkan Inovasi dari Sistem Perbankan untuk memicu minat masyarakat untuk menabung dan mendepositokan / menginvestasikan Dananya di Bank serta Reward dan subsidi bagi mereka yang mengajukan pinjaman di Bank.

Peran serta dan perilaku Masyarakat dalam mencintai produk dalam negeri juga harus digalakkan untuk menjaga Stabilitas Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun