Mohon tunggu...
Angiola Harry
Angiola Harry Mohon Tunggu... Freelancer - Common Profile

Seorang jurnalis biasa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sedikit Kepedulian Bangsa untuk Atasi COVID-19

18 Maret 2020   08:49 Diperbarui: 18 Maret 2020   08:55 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di sini kita jadi diuji, sejauh mana kecintaan terhadap bangsa. Ada yang egois dan ada yang disiplin. Ada yang walau sudah dihimbau tentang pentingnya menjauhi aktivitas berkerumun, malah sengaja melakukannya. Bahkan di tengah situasi rentan begini, ada pula yang hendak buat hajatan kampung.

Tapi ada juga yang sudah membatasi diri dan keluarganya untuk tidak melakukan kegiatan di luar rumah, demi keselamatan bersama. Lalu yang terjadi kemudian, di sini ada upaya tapi di sana jauh dari upaya. Lalu dimana kesadaran akan keselamatan bersama?

Tampak dari sini, masalahnya adalah masih terjadinya keraguan akan satu sama lain. Di level masyarakat, tampak jelas keraguan tentang apakah benar bahwa penyakit ini bahaya. Tapi di masyarakat yang lain ada yang jelas menyadari bahayanya penyakit ini.

Apa sebab? Sebab di level atasnya lagi, eksekutif, sudah menuangkan perbedaan pendapat yang membuat bingung masyarakat. Menteri sebagai pemangku kebijakan seperti mengisyaratkan "santai saja" dalam menanggapi virus berbahaya ini. Sebaliknya, ada gubernur yang nyata-nyata menegaskan agar dimulainya kewaspadaan demi keselamatan warga.

Lalu ada pula pemerintahan kota yang sengaja mengunci diri (lockdown) daerahnya meski presiden tidak restui. Apa maksud semua itu? Masing-masing level eksekutif tampak seperti tidak punya satu komando. Harapan masyarakat sendiri sebenarnya, janganlah masing-masing pemangku kebijakan berjalan sendiri-sendiri apalagi mempertajam ego sektoral.

Karena bila itu terjadi, rakyat tentu mencari jalan aman sendiri-sendiri. Bila dibiarkan maka seperti tragedi Titanic. Yang selamat adalah mereka yang mampu bertahan setelah berjibaku menyelamatkan diri dari kapal hancur dan bertahan dari hujaman suhu dingin. Sementara pertolongan datang setelah semua bencana terjadi tanpa pertolongan cepat.

Apa yang kita pertontonkan kepada dunia sebenarnya cukup memalukan. Saat Harvard mencurigai jangan-jangan Indonesia sudah kemasukan COVID-19 malah Menteri Kesehatan RI Terawan Agus menantang mereka untuk membuktikan sendiri. Akhirnya apa yang terjadi? Menteri Kesehatan malah diminta mundur.

Beberapa waktu lalu WHO menyurati Indonesia agar segera melakukan langkah darurat. Semoga ini tidak menjadi tontonan memalukan lagi di kancah dunia. Di sinilah pentingnya kita kembali pada nilai-nilai kebangsaan. Buktikan bahwa Indonesia adalah bangsa yang setidaknya sama dengan bangsa-bangsa yang hebat tadi.

Buktikan bahwa kita bisa peduli satu sama lain dan mengatasi bersama masalah ini. Jangan lagi ada ego-ego yang malah membuat hina bangsa kita di mata dunia. Masalah COVID-19 ini bukan masalah ecek-ecek yang bisa selesai tanpa upaya bersama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun