Mohon tunggu...
Angiola Harry
Angiola Harry Mohon Tunggu... Freelancer - Common Profile

Seorang jurnalis biasa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Mengatur Waktu Kehidupan Demi Mandiri Keuangan

22 Agustus 2017   16:39 Diperbarui: 23 Agustus 2017   07:49 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto : Ublogger.com

Salah satu program pemerintah Indonesia yang sedang gencar dilaksanakan adalah kewirausahaan di kalangan generasi muda. Banyak lembaga negara menterjemahkan program ini dengan berbagai cara. Diantaranya dialog langsung dengan para pelaku bisnis muda berbakat yang telah mendiri finansial di berbagai perguruan tinggi Indonesia.

Seperti misalnya CEO Bukalapak, Achmad Zaki, CEO Baba Rafi, Hendy Setiono, lalu Rudy Ramawy dari Google Indonesia, CEO GE Indonesia, Handry Satriago, dan lainnya. Dan dari semua pembicara hebat tersebut, mereka mengajarkan satu hal yang teramat penting dalam mengelola uang yakni tujuan hidup dan waktu.

Ketika seseorang telah memiliki tujuan akan kemana dia pergi, maka hidupnya akan lebih banyak menghemat waktu. Apa hubungannya? Sementara ketika seseorang belum jelas kemana arah tujuan hidupnya, maka niscaya dia akan lebih banyak membuang waktu. Misalnya si A yang ingin menjadi orang sukses, namun belum tahu apa yang akan dia rencanakan untuk meraih kesuksesnnya. Lalu ada si B yang juga yakin bahwa dia bisa sukses dengan bakatnya di bidang seni rupa.

Tentu si B akan menggenjot bakatnya agar segera matang dan terjun ke masyarakat, berkarya, menghasilkan sesuatu untuk diri dan kehidupannya. Di tengah jalan, si B juga pasti akan cepat menemukan pattern bakat seni rupanya, apakah seni rupa murni, seni rupa tata ruang, desain, dan sebagainya. Sedangkan si A kemungkinan besar akan mencoba sesuatu yang dianggapnya dapat membawanya ke kesuksesan. Si A akan lebih banyak membutuhkan waktu untuk menemukan hidupnya.

Orang seperti A akan menempa hidupnya dengan trial and error hingga akhirnya dia menemukan cara untuk bertahan hidup. Sedangkan si B sudah berpikir lebih jauh. Pada umumnya, orang-orang seperti B akan lebih cepat mandiri, karena sedari awal telah memiliki rencana yang matang untuk bagaimana dia mengisi hidupnya. Dia sudah mempersiapkan pendidikan apa yang dipilih, jenjangnya, memprogram waktu, hingga mengantisipasi biaya pendidikan.

Dan dia bukan saja sekedar memiliki pegangan untuk bertahan hidup, namun juga telah memberi nilai lebih untuk dirinya dan masyarakat. Ketika B menjadi ahli di bidangnya pada akhirnya, B bisa berpotensi menciptakan lapangan kerja dengan menurunkan ilmu dan keahliannya.

Namun dari kesemua hal tersebut, yang dapat digarisbawahi adalah manajemen waktu. Semua paham bahwa tak ada satu pun manusia yang dapat memprediksi kapan hidupnya berakhir. Lalu di era post modern seperti sekarang ini, waktu bergulir dengan sangat cepat. Memang uang bukanlah faktor utama penentu kehidupan seseorang, namun tak dapat dipungkiri bahwa uang juga berfungsi menghantar seseorang menggapai cita-citanya. Bahkan slogan "Waktu adalah Uang" seolah akan ada di semua era.

Seseorang yang memiliki perencanaan hidup yang lebih spesifik, biasanya dia akan mengalami banyak makna dari setiap fase kehidupan, daripada mereka yang sekedar bertahan di tengah arus kehidupan. Memang di dalam hidup ada istilah keberuntungan. Namun bila keberuntungan menjadi landasan menjalani hidup, sama saja seperti main judi. Bahkan penjudi yang ulung pun memiliki cara tersendiri untuk menjemput keberuntungan.

Regenerasi

Mandiri secara keuangan jelas tak hanya bicara soal bagaimana menghasilkan uang, namun juga mengelola uang tersebut agar tepat guna. Bila menggunakan patokan penghasilan hidup di Jakarta, maka dapat dilihat bahwa seseorang berpenghasilan di bawah Rp 2 juta per bulan masuk kategori bermasalah keuangan. Lalu di kisaran Rp 2-4 juta masuk kategori kuangan terjepit.

Di area Rp 5-8 juta kategori pas-pasan, Rp 8-15 juta cukup, Rp 15 juta-Rp 40 juta kategori leluasa keuangan, Rp 50-Rp 300 per bulan kategori keuangan berlebih. Ketika mencapai kategori leluasa keuangan, seseorang kembali harus kreatif mengelola keuangannya agar tidak hanya bermanfaat di satu waktu saja. Mereka harus memiliki generasi penerus yang juga memiliki tujuan hidup dan pengelolaan waktu yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun