Mohon tunggu...
Harrys Simanungkalit
Harrys Simanungkalit Mohon Tunggu... Freelancer - Hotelier

Manusia Biasa Yang Sering Overthinking

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Dominasi Petenis Asia di US Open 2014

7 September 2014   00:12 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:25 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peng Shuai / Zimbio.Com

[caption id="" align="aligncenter" width="594" caption="Peng Shuai / Zimbio.Com"][/caption]

Ada dua petenis berdarah Asia membuat kejutan di salah satu seri Grand Slam Tennis: US Open tahun ini. Sayangnya, bukan dari Indonesia, tetapi (lagi-lagi) dari China dan Jepang. Kali ini China kembali menghasilkan petenis yang gemilang selain Li Na yang sudah mengumpulkan dua gelar Grand Slam: Australia Open 2014 danFrench Open 2011. Dia adalah Pheng Suai.

Peng Shuai sebenarnya bukan nama asing di jajaran elite Tennis dunia. Hanya saja dia lebih cemerlang di sektor ganda putri bersama pasangannyaSue Wei Hsiehdari Taipeh. Bahkan beberapa waktu lalu mereka menjadi pasangan ganda putri nomor satu dunia. Sementara di tunggal putri, dia cenderung berada di bawah bayang-bayang Li Na yang prestasinya jauh lebih mentereng.

Namun diUS Opentahun ini, Pheng Suai seperti menggeliat. Dia berhasil menembus sampai ke putaran Semi Final, setelah sebelumnya menghabisi Agniezka Radwanska (Polandia) rangkit empat dunia di putaran kedua.  Di Semi Final dia menghadapi mantan nomor satu dunia asal Denmark yang sampai saat ini juga masih belum berhasil meraih gelar juaraGrand Slam:Caroline Wozniacki.

Di set pertama, Peng mampu menimbangi permainan cantik Caroline yang beberapa waktu belakangan ini mulai menunjukkan performa terbaiknya. Sukses menggulung Maria Sharapova saat memperebutkan tempat diQuarter Finaljelas menunjukkan kemampuan Caroline menghadapi Sharapova yang juga sedang dalam penampilan terbaiknya. Sharapova adalah kampiunFrench Opentahun ini. Pertarungan yang hampir berimbang ini dibuktikan dengan susul menyusul angka hingga game ke-12 dimana masing-masing pemain berhasil menyamakan skor 6-6, sehingga pemenang set pertama ditentukan lewatTie Break. Sayangnya,Tie Breakini dimenangkan oleh Caroline sehingga skor menjadi 7-6.

Memasuki set kedua, Peng mulai beringas. Pukulan-pukulanbackhandyang menyerang sisi kanan dan kiri daerah pertahanan lawan kerap tidak mampu diantisipasi Caroline. Peng unggul memimpin 2-0. Lalu Caroline kembali menyusul perolehan angka sehingga akhirnya memimpin dengan skor 3-2. Saat Caroline dalam posisiserve, tiba-tiba Peng seperti tercegat oleh sesuatu. Dia berdiri kaku dengan muka tegang sambil memegangi paha kirinya, merapat ke papan iklan yang membatasi lapangan dengan penonton. Sejenak dia kembali rileks, lalu berjalan menuju lapangan dan siap menerimaservekeras dari Caroline.

Berhasil merebut skor dariserveCaroline, serangan itu kembali datang. Bukan serangan dari pukulan bola Caroline, tetapi kram. Kali ini Peng tak kuasa lagi bertahan. Dia menangis tersedu-sedu menahan sakit. Kakinya mengalami kram sehingga menimbulkan sakit dan sulit digerakkan. Dua orangofficialbahkan terpaksa harus membantunya  berjalan meninggalkan lapangan untuk mendapatkan perawatan.

Tak ingin kehilangan konsentrasi, Caroline mengisi kekosongan waktu dengan melatihserve-nya. Maklum, di set pertama dia terlalu rajin melakukandouble faultyang jelas merugikannya.

Kembali ke lapangan, Peng sepertinya akan mampu menyelesaikan pertandingan. Namun apa daya, lagi-lagi dia terserang kram. Kali ini lebih parah. Dia bahkan sampai bersimpuh di lapangan karena tidak kuat menahan kakinya. Akhirnya diputuskan bahwa Peng tidak bisa melanjutkan pertandingan dan dibawa keluar lapangan dengan menggunakan kursi roda.

Keberuntungan memang sedang tidak berpihak pada Peng. Dengan ketatnya perolehan skor di set pertama dan kedua, bukan tidak mungkin dia bisa mengalahkan Caroline dan berjumpa dengan Serena Williams di FinalGrand Slampertamanya. Penampilannya yang cemerlang pada pertandingan-pertandingan sebelumnya seperti berakhir dengan antiklimaks.

Caroline Wozniakci meskipun otomatis melaju ke Final tanpa harus menyelesaikan dua atau tiga set, tampak tidak terlalu senang dengan keadaan ini. Karena ini jelas bukan bentuk kemenangan yang dia inginkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun