Mohon tunggu...
Harrys Simanungkalit
Harrys Simanungkalit Mohon Tunggu... Freelancer - Hotelier

Manusia Biasa Yang Sering Overthinking

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Awan Kelabu di Langit Juara US Open 2024: Jannik Sinner

10 September 2024   17:21 Diperbarui: 10 September 2024   17:38 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Badai pasti berlalu. Ungkapan puitis legendaris dari Indonesia ini benar-benar merefleksikan perjalanan karir juara US Open 2024: Jannik Sinner dari Italy.

Tirai awal tahun 2024 disingkapnya dengan gemilang saat menjuarai turnamen grand slam Australia Open di Melbourne dengan mengalahkan juara bertahan Novak Djokovic (Serbia) di semifinal, dan nemesis asal Rusia: Daniil Medvedev di final. Setelah defisit 2 set, namun kemudian mampu merebut 3 set berikutnya. Australia Open 2024 adalah tropi grand slam pertama Sinner di sepanjang karir profesionalnya sebagai atlet tennis.

Selanjutnya kiprah Sinner semakin tak terbendung, berturut-turut juara Halle Open (500), Miami Open (1000) dan Cincinnati Open (1000). Namun di turnamen Indian Wells, Sinner kalah dari Carlos Alcaraz (Spanyol) di semifinal.

Di turnamen berikutnya Sinner tampil tidak seperti biasanya, sering terganggu cidera di tengah pertandingan. Misalnya saat bertanding kontra Stefanos Tsitsipas (Yunani), bahkan saat di ambang kemenangan tiba-tiba Sinner bermain sangat buruk akibat gangguan di bagian pinggang yang cukup menganggu pergerakannya. Lalu selanjutnya batal tanding melawan Felix Auger Aliassime (Canada) di Madrid Open karena persoalan yang sama.

Di France Open (Roland Garros), Sinner kalah dari Carlos Alcaraz (Spanyol) di semifinal. Sementara di Wimbledon kalah dari Daniil Medveved di perempatfinal, dan lagi-lagi akibat masalah fisik yang tidak fit. Yang juga cukup mengejutkan adalah mundurnya Sinner sebagai unggulan pertama dari ajang Olimpiade Prancis 2024.

Namun segala keanehan ini kemudian terjawab setelah Sinner menjuarai turnamen Cincinnati 2024. International Tennis Integrity Agency (ITIA) merilis pernyataan resmi bahwa Sinner gagal dalam test doping di turnamen Indian Wells bulan Maret 2024 yang lalu. Substansi terlarang: clostebol (anabolic steroid) ditemukan dalam hasil test Sinner. Dan setelah ditelusuri, zat ini berasal dari salah satu terapis Sinner yang menggunakan zat tersebut dalam kemasan semprotan untuk mempercepat penyembuhan luka di jarinya. Dan zat tersebut terkontaminasi ke Sinner melalui sentuhan dari tangan sang terapis saat memijat otot-otot Sinner saat menjalankan sesi terapi fisik.

Dan karena dosis zat yang terkontaminasi ke tubuh Sinner tersebut sangat kecil jumlahnya dan dinilai tidak terlalu mempengaruhi performa Sinner, dan juga proses masuknya zat tersebut ke dalam tubuh Sinner adalah di luar kesadaran Sinner dan pelatihnya, maka ITIA memutuskan bahwa Sinner hanya mendapat hukuman berupa hadiah uang dan point yang didapat saat mengikuti Indian Wells dianulir, namun Sinner diizinkan boleh untuk tetap ikut kompetisi.

Sontak keputusan ini memancing berbagai reaksi, termasuk dari rekan sesama atlet tennis, seperti Dennis Shapovalov (Canada), Tallon Griekspoor (Belanda), dan tak ketinggalan petenis yang sudah tidak lagi aktif namun terkenal bermulut besar: Nick Kyrgios (Australia). Mereka menilai keputusan ini tidak adil, dan menuntut seharusnya Sinner dilarang untuk bertanding selama periode tertentu seperti yang disanksikan kepada Simona Halep (Rumania) dan Maria Sharapova (Rusia) saat mengalami kasus doping di waktu yang lampau.

Sementara para petenis dari level elit seperti Rafael Nadal (Spanyol), Carlos Alcaraz (Spanyol), Roger Federer (Swiss) dan Novak Djokovic (Serbia) memilih untuk bersikap diplomatis dan menghargai keputusan ITIA.

Selama beberapa bulan terakhir, Sinner dan team dihantui ketakutan akan keputusan yang mungkin fatal terhadap karir Sinner sehubungan dengan kasus doping yang menerpa yang masih dalam proses penyidikan. Konsekuensinya bisa memungkinkan Sinner akan dilarang untuk bertanding selama jangka waktu tertentu, dan bahkan status rangking nomor 1 dunia berpotensi dicopot. Ketakutan ini mungkin yang di waktu lalu menganggu nyenyak tidur dan konsentrasi Sinner sehingga mengakibatkan permainan yang kacau di lapangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun