Mohon tunggu...
Harrys Simanungkalit
Harrys Simanungkalit Mohon Tunggu... Freelancer - Hotelier

Manusia Biasa Yang Sering Overthinking

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Susahnya Menyayangi Perokok

20 Oktober 2023   09:06 Diperbarui: 23 Oktober 2023   03:08 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perokok. Sumber: Kompas/Zulkarnaini

Pernah kejadian ada orang penting yang saya tegur gara-gara perihal rokok ini karena beliau merokok di area yang dilarang merokok. Sudah jelas-jelas ada tulisan besar perihal 'no smoking', tetapi beliau tetap cuek saja merokok dengan lagak bossy. Saya menegurnya baik-baik, tetapi beliau tersinggung. Mungkin dalam hidupnya terbiasa dimanja dan dituruti oleh orang-orang di sekelilingnya. Tidak pernah diingatkan atau ditegur walaupun salah atau keliru.

"Berani-beraninya kamu mengatur saya. Minta nomor telepon manager-mu. Saya mau ngomong," bentaknya saat itu. Lalu saya membacakan serentetan digit angka, dan langsung dia dial lewat ponselnya saat itu juga.

Kriiiiiingggg..., ponsel di saku kemeja saya berbunyi. Saya angkat dan jawab, "Halloooo...". Sambil tersipu, dia pun mematikan rokoknya.

Kalau anda perokok, jadilah perokok yang mempunyai etika. Yang Anda konsumsi itu adalah racun, dan memang adalah hak anda untuk meracuni tubuh anda. Tetapi tolong jangan meracuni orang lain juga yang tidak merokok. Banyak orang yang terkena kanker paru-paru justru sebagai perokok pasif, yang tidak merokok tetapi menghirup asap rokok milik orang lain. Jika ingin merokok, sensitiflah dengan tempat dan orang-orang di sekitar anda.

Jika berada di ruangan tertutup, pergilah ke luar ruangan jika ingin merokok agar asap rokok anda bisa langsung membubung terbang ke neraka. Jangan juga merokok di dekat anak-anak. Ada baiknya sebelum merokok, tanya orang di dekat anda apakah berkenan jika anda merokok. Jangan egois dengan tidak peduli dengan kenyamanan orang lain. Ingat, yang anda hisap itu racun, itu pilihan anda, tetapi orang lain juga berhak punya pilihan untuk tidak berbagi racun dengan anda. 

Dan yang terakhir, buang puntung rokok anda pada tempatnya. Jangan membuang puntung sembarangan seolah anda sedang memberi makan ayam-ayam. Sudah cukup anda mencemari diri anda sendiri, jangan pula lingkungan ikut anda cemari juga.

Akhir kata, bantulah kami untuk menyayangi anda dengan menjadi perokok yang beretika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun