Mohon tunggu...
Harrys Simanungkalit
Harrys Simanungkalit Mohon Tunggu... Freelancer - Hotelier

Manusia Biasa Yang Sering Overthinking

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kontak Fisik Murid dan Guru, Perlukah?

27 September 2023   10:17 Diperbarui: 28 September 2023   22:53 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Begitu ramai kampanye untuk mendidik anak-anak tentang batasan anatomi tubuh yang boleh disentuh oleh orang lain, entah itu sesama anak-anak atau orang dewasa. Dan ini biasanya ramai berdengung saat baru ada kejadian pelecehan seksual terhadap anak-anak.

Saya pernah mengkritisi sebuah unggahan video di media sosial, tentang tenaga pendidik pria yang masih tergolong muda, yang menunjukkan betapa akrabnya beliau dengan anak-anak didiknya yang saya perkirakan usia 7 sampai 9 tahun. Keakraban ditunjukkan dengan kontak fisik yang lumayan intens, dimana para anak didik bebas merangkul, memegang dan menempelkan badan ke Pak Guru. Pak Guru juga tidak terlihat berusaha menghindari kontak fisik yang sebenarnya tidak perlu itu. Kritisi saya direspon netizen yang sebagian besar malah mendukung kontak fisik tersebut.

"Tidak apa-apa lah, selama itu masih antara guru dan murid"

"Namanya juga masih anak-anak, belum mikir yang aneh-aneh"

"Pak Guru memiliki energi positif sehingga disukai anak-anak"

 

Demikian beberapa pendapat netizen yang seperti mendukung keakraban tersebut.

Saya ingat waktu saya menjadi guru di dua sekolah tingkat Sekolah Dasar di Jakarta, kami para guru (terutama yang pria) dianjurkan oleh pihak sekolah dengan tegas untuk tidak pernah melakukan kontak fisik dengan anak didik. Tidak peduli segemas apa kami melihat pipi-pipi tembem atau wajah-wajah imut anak didik kami yang berusia 6 sampai dengan 7 tahun, kami harus menahan diri untuk tidak menjawil. Sentuhan fisik yang dianjurkan paling hanya sebatas berjabat tangan atau high five, yaitu menepukkan telapak tangan satu sama lain

Juga ketika anak didik yang masih polos berusaha melakukan kontak fisik, seperti merangkul atau memeluk, kami harus berusaha menghindar dan kemudian memberi penjelasan tentang batasan interaksi fisik anak didik dan guru.

Dan tentu saja itu tidak mengurangi keakraban dan interaksi yang baik antara guru dan murid, kami tetap bisa bebas berinterakasi atau berkomunsikasi secara verbal, hanya saja komunikasi yang secara fisik ada batasannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun