Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sewaktu Hujan Turun

27 Juli 2015   19:18 Diperbarui: 27 Juli 2016   09:27 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menunggu di bahu jalan"][/caption]

1/ Sewaktu Hujan Turun
sewaktu hujan turun
di pekarangan rumahmu,
ada sajak-sajak yang mandi hujan di situ.

mereka tampak kegirangan
main hujan,
meski hati mereka kesepian.

2/ Kamu Hujan yang Lucu
kamu hujan yang lucu.
meski matamu sedikit sayu, pasti itu
terlalu sering bertemu rindu.
rindu memang begitu, biarlah.

kamu hujan yang lucu.
meski ucapmu sedikit gagu, pasti
terlalu sering berbincang dengan rindu.
rindu memang begitu, sudahlah.

kamu hujan yang lucu.
bagaimana bisa memilikimu?

3/ Sepatumu Kehujanan
kamu sengaja menaruh sepatu
saat hujan.
"biar berat," katamu.

Besoknya sepatumu
masih basah.
ketika dipakai pergi
bedua rindu, kamu
bisa nikmati langakah demi langkahnya itu.

Perpustakaan Teras Baca, 2015 | Menunggu di bahu jalan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun