Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Selusin Sajak-sajak Pendek yang Kurang Satu

12 Januari 2016   10:03 Diperbarui: 13 Januari 2016   13:52 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="ilustrasi: ©Shutterstock"][/caption]1.
halaman muka koran pagi ini
: penuh iklan obat
pereda pahit kenyataan.

2.
Dada ini tak pernah kehabisan ruang
meski tiap malam
kamu memasok rindu
berpeti-peti kebohongan.

3.
Saya membayangkan dan tak ingin
: matahari tidak terbit lagi.
Lalu bayangan siapa
yang kelak saya bayangkan?

4.
Di kamar yang sesak oleh kamu,
mematikan lampu
sama artinya menyalakan kenangan itu.

5.
Sekaleng bir kedinginan
di lemari mini market.
Ia butuh dipeluk tangan-tangan
perindu yang gemar meracau ini-itu-kamu.

6.
Makan malam,
Ayah di meja makan
Ibu yang memasaknya
tanpa kedua jari manisnya.

7.
Tuhan mencipta hujan
supaya kita paham
kehilangan itu menyakitkan.
Lalu gerimis kecil mengingatkan.

8.
Menuju dadamu serupa tamasya
ke taman hiburan
tempat orang-orang mencari kesepian.

9.
Mana mungkin bisa saya lupakan
: sepasang mata yang
di balik punggung orang lain
sibuk mencari kebahagiaan.

10.
Keindahan, kamu tahu,
ialah senja yang ranum.
Tenggelam di matamu
yang memejam dalam senyum.

11.
Kepala ini tak pernah sepi
meneriakan kamu dengan sunyi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun