Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kota yang Haus Kehangatan

15 Januari 2017   02:53 Diperbarui: 15 Januari 2017   04:10 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: @kulturtava

ada yang ingin saya beritahu padamu tentang sebuah kota yang haus akan kehangatan. kota itu selalu kesepian, seramai apapun. bahkan angin, kamu tahu, akan mencari tubuh yang bisa dipeluk --karena selama ini hanya tiang-tiang lampu jalan. kamu mesti tahu itu. sebab kota yang haus akan kehangatan itu akan kamu datangi, sebentar lagi.

tidak ada yang bisa menghalangimu. kota yang haus akan kehangatan itu sudah menunggu.

pergilah. bangkitlah bersama khayalanmu. melangkahlah terus sampai kamu tiba di kota yang haus akan kehangatan itu. namun ada yang mesti kamu ingat: setiap kamu menoleh ke belakang, saya akan tetap di sini, melihatmu pergi yang barangkali tidak akan pernah kembali.

commuterline tenabang-bogor, 13 Januari 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun