"Semua tim bermain full court defense. Pada akhirnya yang kita lihat bukan permainan bola basket, tapi sekadar upaya pemain merebut bola dan memasukan bola ke ring. Itu saja."
Entah itu kompetisi apa, yang jelas, itu diinisasi oleh Perbasi Kabupaten Bogor untuk kelas usia 14 tahun. Dan itu kompetisi basket pertama Peang.
Seingatku, baru seminggu sebelum kompetisi Peang baru memberitahu itu. Sejak saat itu juga, Peang jadi semangat latihan: di sekolah atau sendirian.
Sampai pada akhirnya hari itu tiba.
prep work before the game!!! pic.twitter.com/VShz4UjjsI--- Kangmas Harry (@_HarRam) October 8, 2022
Aku mengantarnya 2 jam sebelum jadwal mainnya di GOM Kabupaten Bogor. GOM, seperti gelanggang olahraga pada umumnya, tapi ini mungkin untuk masyarakat.
Itu pertama kalinya aku datang ke sana. Pun, pertama kali juga menonton basket langsung untuk pertandingan kelas umur tersebut.
Untuk bisa menonton, ternyata penyelengara mematok harga tiket masuk (HTM) sebesar 10 ribu rupiah. Tanganku dicap, tapi tidak terlihat, dan diberikan minuman botol.
Aku diarahkan ke pintu samping gedung. Jalannya sempit, hanya muat satu orang. Jika ada orang yang sudah jalan terlebih dulu, maka arah sebrang mesti menunggu.
Peang menemui timnya dan aku mencari tempat yang enak buat nonton sembari leha-leha.
Ada tim (putri) yang sedang bertanding. Ke mana bola bergulir, di situ para pemain saling rebut bola. Begitu saja sampai akhir periode.