PB Djarum secara resmi pamit (sementara) untuk tidak lagi menggelar audisi umum beasiswa bulutangkis.
"Audisi kali ini juga saya sampaikan sebagai ajang untuk pamit sementara waktu, karena di tahun 2020 kita memutuskan untuk menghentikan audisi umum," ungkap Yoppy Rosimin, Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation, dalam acara konferensi pers, pada Sabtu (7/9) di Hotel Aston, Purwokerto.
Oleh karena itu, audisi umum yang akan dilaksanakan pada Minggu (08/09), PB Djarum sudah menurunkan semua brand mereka dan para peserta audisi hanya akan memakai baju berdasar klub masing-masing.
***
Ketika masalah(?) ini mulai ramai diperbincangkan di Twitter, seorang teman, Lingga Wastu namanya, menceritakan pengalamannya ketika mengelola media sosial PB Djarum.
Bahwa kehadiran audisi umum dari PB Djarum, kata temanku, sesungguhnya menjadi harapan banyak anak dan orangtua menjadi bagian dari sejarah bulutangkis Indonesia.
"Mereka berbondong-bondong datang ke Kudus untuk audisi," cuit temanku.
Pada titik ini aku mengerti dan coba memahami. Sebab, seperti dikutip dari pernyataan PB Djarum, sejak tahun 2006 Bakti Olahraga Djarum Foundation tak pernah berhenti menjaring calon bintang bulutangkis masa depan lewat Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis.
Nama-nama besar pebulutangkis Indonesia juga, konon, dilahirkan dari audisi umum ini. Atlet inilah yang kemudian mengharumkan bangsa Indonesia di kancah dunia.
Konsistensi, pada akhirnya, membuahkan prestasi.
***