4/
Lupakan formasi 3-4-3 peninggalan Wenger. Bahkan sebagai orang yang membuat itu saja sudah tobat pada bulan-bulan terakhir bersama Arsenal. Formasi itu sudah tidak bekerja dan habis masa jayanya kala Conte membawa Chelsea juara 2017.
Sayangnya Emery masih menggunakan semua. Hal ini seakan menggambarkan kalau Emery datang seperti tidak membawa apa-apa dan tidak mengubah apa-apa di Arsenal.
Meski secara strategi formasi 3-4-3 milik Emery lebih dinamis, tapi iramanya tetap sama: eksplorasi kedua sayap kanan dan kiri tanpa ampun.
Masih banyak opsi, apalagi musim depan, jika benar semua yang kutulis pada poin 1-3, benar terjadi. Tidak ada Mustafi, Guendouzi, dan Xhaka.
Yang justru aku bayangkan pada musim depan adalah Emery menonton film dokumenter The Invicible, Arsenal dan bisa mengembalikan kejayaan Arsenal sebagai pemeran penggantinya: Auba sebagai Thiery Henry; Laca sebagai Wiltord; dan Ozil sebagai Bergkamp.
Apalagi nanti ditambah pemain pendukung: Micki sebagai Pires; dan Sane sebagai Freddie Ljungberg.
Itu saja dulu, baru nanti bicara 4 besar, juara Premiere League dan tidak terkalahkan sepanjang musim. Bertahap.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H