Pertanyaanku awalnya sederhana saja: bedanya bakso malang dengan bakso arema itu apa?
Alih-alih menjawab, orang-orang yang aku tanya malah mengumpat. Bukan untuk mempermasalahkan. Meski secara ujud dan penyajian jelas-jelas jenis kedua bakso ini memang berbeda. Etapi, tunggu..., kamu tahu kan bakso malang itu seperti apa dan bakso arema itu yang mana?
Bakso malang itu, yang aku tahu, dalam satu mangkok ayam jago terdiri atas: bakso, pangsit, tahu putih, bakso goreng, dan somay  --tanpa mi kuning atau bihun/soun. Sebagai pelengkap, ada bawang goreng, irisan seledri, dan..., tambahan pangsit ke Abangnya ketika kuah masih lumayan tersisa banyak --dan kolaborasikan kembali saus dan kecap untuk pangsit tersebut.
Lalu bagaimana dengan bakso arema? Seperti bakso arus utama pada umumnya, bakso arema yha seperti itu tok. Ada bakso besar yang di kelilingi beberapa butir bakso kecil lainnya. Bakso arema menggunakan mi kuning atau bihun/soun. Pokoknya mirip dengan bakso yang sering lewat di depan rumah atau di sekolah-sekolah.
***
Tepat di depan kantor --rada kiri sedikit--ada dua warung bakso yang beda aliran: bakso malang dan bakso urat (arema-an). Keduanya, bagiku sejauh ini, masih jadi bakso terbaik yang ada --yang pernah aku coba.
Lokasi kedua warung bakso ini berseberangan. Bakso malang di kiri, sedangkan bakso urat di kanan. Jika kamu berjalan di pembatas jalan, kamu akan melihat kedua warung bakso ini saling menatap antara satu dengan lainnya; seperti Istiqlal dengan Katedral.
Selain kedua bakso ini enak, harganya juga sama: 15 ribu per-porsi.
Beberapa minggu ini aku memang lebih condong ke kanan, memilih bakso urat arema-an itu untuk makan siang. Alasannya sederhana: pelampiasan atas diet kolesterol. Jahat memang, tapi itu terjadi secara naluriah saja.
Bayangkan bakso urat sebesar kepalan tangan yang masih ditambah 3 serdadu bakso kecil dan potongan tetelan yang aduhai betul kalau dikunyah. Kemudian tambahkan sedikit saus dan sambal, lalu aduk kuah bakso itu dengan kecap yang lumayan banyak. Pedas-manis atau manis-pedas, entah mana yang lebih dulu, adalah perpaduan terbaik sebagai kudapan penyambut musim hujan.