1/
Seketika rindu.
Seperti sedang hujan.Â
Bayang-bayangmu.
Kenangan.
Masasilam yang membatu.Â
/2/
hujan dan kopi berbincang
di luar aku sendang deras-derasnya
ada yang mengetuk pintu
suaranya pilu.
"ingatan sedang di rumah?"
Ingatan sudah tidak di rumah,
kata kopi. sekarang ingatan tinggal
di kepala-kepala yang tanggal
dalam cemas masalalu yang payah.Â
dipikulnya sendiri kegelapan itu
ketika aku sedang deras-derasnya
malam itu di jalan yang bernama kamu.
3/
dingin diam-diam menusuk kopi
hingga rusuk. hujan buru-buru pergi
menyemayamkan aku. juga
kenangan yang ditumpuk-tumpuknya
kepada liang teh, bukan liong kopi.
sebagaimana masasilam mengajarkan
: kamu, ingatan dengan memar yang samar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H