Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Waktu yang Mengubah Hujan, Jalan, dan Ingatan

15 Juni 2018   03:05 Diperbarui: 15 Juni 2018   17:31 2414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi (pixabay)

1/
Seketika rindu.
Seperti sedang hujan. 

Bayang-bayangmu.
Kenangan.
Masasilam yang membatu. 

/2/
hujan dan kopi berbincang
di luar aku sendang deras-derasnya

ada yang mengetuk pintu
suaranya pilu.
"ingatan sedang di rumah?"

Ingatan sudah tidak di rumah,
kata kopi. sekarang ingatan tinggal
di kepala-kepala yang tanggal
dalam cemas masalalu yang payah. 

dipikulnya sendiri kegelapan itu
ketika aku sedang deras-derasnya
malam itu di jalan yang bernama kamu.

3/
dingin diam-diam menusuk kopi
hingga rusuk. hujan buru-buru pergi
menyemayamkan aku. juga
kenangan yang ditumpuk-tumpuknya
kepada liang teh, bukan liong kopi.

sebagaimana masasilam mengajarkan
: kamu, ingatan dengan memar yang samar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun