aku hanyalah origami; yang hanya bisa
diam dan terbang jika  kau buang. dari
tangan dan imajinasi kau itu nyawaku
pertama kali  dihembuskan.
aku ingat bagaimana jari-jari cantik kau
melipat kedua  sayap aku. juga aku masih
bisa merasakan saat jari-jari hangat kau
menekuk paruh bibir aku; mengelusnya
dan diam-diam, tentu saja, aku Â
mengecup jari-jari kau. kau tahu apa yang
aku rasakan: kecemasan dan  kehilangan
dan ketakutan.
bisakah origami seperti aku ini mengenal
rindu? jikapun tidak apa perlunya untuk kau?
sekadar kau tahu: ketiadaan adalah cara
aku mengisi kebahagiaan.Â
origami seperti aku mana bisa
mengemas waktu. melipatnya seperti
kau melipat aku. menggulung sunyi dan sepi
sampai tidak ada lagi  tempat untuk patah hati.
origami seperti aku hanya bisa
mengakrabi kepura-puraan. Â yang dibuat
sia-sia dan disia-siakan. pinta aku satu
pada kau: Â terbangkan aku agar supaya
bisa mengecup kening kau.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H