Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

[Puisi] Asal Mula Sajak

4 Oktober 2016   10:59 Diperbarui: 13 Oktober 2016   15:10 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

konon, kita mulai mengenal sajak
sejak kesedihan telah memberi jarak.

dalam ingatan, mata dan punggungmu,
juga lenganmu,
tempat terbaik merawat luka. pilu
kerap diobati di sana. berlarat-larat.

tidak pernah ada
masa lalu
, katamu, kemarin
adalah mimpi
. lupakan.
bakar, kalau perlu. masa lalu
itu abu yang dibawa angin.

jika sudah pukul 5 pagi, lampu-lampu
jalan akan bingung
: hidup atau mati sama saja,
tidak ada yang peduli. barangkali
seperti itu cara terburuk mengingatmu.

benar adanya, kita mulai mengenal
sajak
sejak
jarak
memberi ruang untuk bersedih.

sebelum itu, dulu, sajak
masih bernama kamu.

Perpustakaan Teras Baca, 04 Oktober 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun