Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Ketika Istana Kepresidenan Pamer Koleksi Lukisannya

2 Agustus 2016   10:13 Diperbarui: 2 Agustus 2016   11:28 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
17 | 71: Goresan Juang Kemerdekaan

Kemudian, ada juga lukisan Bung Karno, Rini. Sampai sekarang belum ada yang bisa memastikan siapa sosok yang dilukis Bung Karno itu.

Bung Karno adalah satu-satunya presiden Indonesia yang gemar melukis. Kegemarannya pada dunia lukis mulai ditekuninya pada umur 26 tahun. Dan lukisan Rini, dibuat Bung Karno di Bali. Dullah, pelukis Istana Presiden, menjadi saksi atas lukisan itu. Berikut kesaksiannya dalam buku koleksi lukisan Sukarno:

"Selang beberapa waktu jang lalu Bung Karno pergi beristirahat di Bali. (...) Seperti biasa Dullah di Bali mentjoba membuat lukisan. Tetapi baru sadja garis-garis tjenkorongan yang belum berarti telah ditinggalkan kembali ke Jakarta. Pada bulan Nopember masuk Desember tahun 1958 Bung Karno kembali lagi ke Bali beristirahat selama sepuluh hari. Dullah tidak ikut. Tahu-tahu selama sepuluh hari itu Bung Karno melukis menjelesaikan sketchnya Dullah hingga selesai."

Ketika Mas Mikke mengajak untuk melihat lukisan yang lain, saya masih berdiri memerhatikan lukisan Bung Karno ini. Saya pikir-pikir, mirip juga dengan lukisan yang ada di film Mr. Bean itu: Whistler's Mother. Pada dua lukisan itu sama-sama menghadap samping dan kedua tangan yang menopang di atas pahanya. Saya tersenyum sendiri membayangkan proses kerja Bung Karno yang dalam bayangan saya seperti apa yang dilakukan Mr. Bean pada filmya itu. Saya gemar berkhayal memang.

Pada subtema terakhir: Kenusantaraan. Tema ini dianggap penting oleh Mas Mikke, "Karena inilah (kekayaan Nusantara) yang membuat Orang Asing berebut memiliki Indonesia."

Saya sontak tertawa tatkala melihat lukisan Surono, Ketoprak. Entah karena apa, yang jelas lukisan ini tampak menghibur sekali. Ada sebuah pertunjukan Ketoprak, orang-orang yang antre di loket karcis dan di sisi panggung ada beberapa orang yang tengah buang air kecil. Realistis sekali, amat Indonesia.

Dari banyak lukisan yang ada pada subtema ketiga ini, saya pun kagum pada lukisan Diego Rivera, Gadis Melayu dengan Bunga. "Ini merupakan rayuan maut Sukarno kepada Presiden Meksiko, Lopez. Berkat pengakuan Guntur Sukarno, lukisan ini tidak akan diberikan kepada siapa pun dan bersejarah bagi bangsa dan rakyat Meksiko. Entah bagaimana caranya, Presiden Lopez mengabulkan permintaan Sukarno dan lukisan itu ke Indonesia," kata Mas Mikke menerangkan kronologi lukisan itu.

Belakangan, kini Meksiko sedang mengumpulkan lukisan-lukisan Diego Rivera yang berceceran di seluruh dunia. Sebab nama Diego Rivera adalah satu dari nama-nama Maestro perupa Dunia. Namanya ada di tiap buku peserta didik seni rupa di seluruh dunia. Senangnya, ada satu di Indonesia dan ini mungkin akan menyulitkan untuk merampungkan usaha pemerintah Meksiko. Sukarno memang pandai merayu.

Juga masih ada lagi lukisan Miguel Covarrubias, Empat Gadis Bali dengan Sajen. Baru saya ketahui, berkat lukisan ini yang dimuat di sampul depan buku "The Island of Bali" berefek pada dunia luar melihat Bali sebagai destinasi wisata dunia. Bisa dibilang Miguel Covarrubias adalah promotor Bali.

Penyerahan lukisan Srihadi Soedarsono kepada Mas Mikke untuk melengkapi pameran lukisan
Penyerahan lukisan Srihadi Soedarsono kepada Mas Mikke untuk melengkapi pameran lukisan
Sebelum itu juga, ada lukisan Srihadi Soedarsono yang melanjutkan goresan tinta Presiden Jokowi yang ingin menulis "Seni" tapi setengah jadi (dari cuitan mas @iskandarjet) yang kemudian dipamerkan dengan judul: Bambu Runcing, Merah Putih / Juang Merdeka.

Mengakhiri dongengnya, Mas Mikke menerangkan dengan sedikit bergetar, "Pameran lukisan ini amat langka dan penting, karena untuk bisa melihat lukisan-lukisan ini di Istana Kepresidenan sangat sulit. Penjagaan dan perizinan, salah duanya. Tapi dengan datang ke pameran ini, warga bisa melihat langsung sisi lain Istana yang memiliki koleksi karya-karya berkualitas tinggi."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun