Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Saya Patung, Kamu Petang

25 Juni 2016   15:14 Diperbarui: 25 Juni 2016   15:31 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang tidak bisa dan tidak biasa
saya lakukan: menjadi badut
di akhir pekanmu. Membawa riang di kepalamu, memanen tawa di gincu bibirmu,
menghempas sumuk di tubuhmu.

Saya ini patung. Kamu itu petang --Sang Senja penghabisan.

Ada lagi. Saya juga tidak ingin
dan tidak mungkin bergelayut di lenganmu; misuh-misuh manja
seperti kucing baru diberi ikan asin.
Lenganmu samudra di mana matahari tenggelam dengan mesra.

Saya ini patung. Kamu itu petang --keindahan yang masih harapan.

Dan ini
yang saya tidak lagi lakukan dan rindukan
: memanggilmu, sayang.
Kelak, kesedihan menjadi satu-satunya cara mengingatmu.

Perpustakaan Teras Baca, 25 Juni 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun