Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Sedikit Catatan Saya Tentang Bakriyadi

27 November 2014   21:07 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:41 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalau naskah kau ditolak, jangan berpikir naskah kau jelek. Mungkin si redaktur sedang sakit, jadi tidak sempat membaca dengan teliti. Atau, si redaktur kekurangan halaman untuk memuat tulisan kau sekarang. Jangan pernah merasa tulisan kau jelek, tapi juga bukan berarti sudah bagus sehingga merasa tidak bisa dibikin bagus. Anggap saja jika tulisan kau belum dimuat, maka media itu rugi karena tidak memuat tulisan yang berkualitas tinggi," -- Bang Togar, dalam Novel Ranah 3 Warna, Ahmad Fuadi.

Sumber: Stand-up Indo Bogor Twitpic's

Pagi itu saya datang untuk melihat Bakriyadi di sebuah Acara Tahunan Kampus BSI Bogor, GALAKSI (Gelaran Kreasi dan Seni adalah acara tahunan BSI). Bakriyadi dan  Komunitas Stand-up BSI, bagi saya, saat itu adalah tipping point bagi keduanya; Bakriyadi meniti karir di dunia Stand-up Comedy dan Komunitas Stand-up BSI menjaga konsistensi. Sayang, hanya satu yang mampu bertahan: Bakriyadi.

Setibanya di BSI, ternyata suasanya jauh dari yang saya duga sebelumnya. BSI Bogor lebih terlihat ramah, walau mahasiswa BSI di mana-mana sama; nongkrongnya di pinggir jalan semua. Hanya Bakriyadi yang tidak sama: hari itu rambutnya disisir, bajunya wangi, dan seleting celananya belum dinaikan. Barangkali ia ingin mengahargai penampilan perdananya di hadapan public (selain open mic) dengan cara merapihkan penampilan.

Pas giliran Bakriyadi stand-up, semua bersorak. Tepuk tangan meriah mengiringi jalannya ke panggung. Bakriyadi punya improve yang cepat. Saat memegang mic, kata-kata keluar begitu saja dari mulutnya; cepat sekali diproses lewat otak. Dan itu kelebihannya. Kekurangannya? Sebenarnya itu (sangat-amat) tidak terlalu penting, karena malah jadi garing.

Bagi penikmat Stand-up Comedy di Bogor barangkali sudah tidak asing dengan nama "Bakriyadi". Ia adalah satu-satu komika yang rutin (baca: tidak pernah absen) Open Mic.  Bayangkan, setiap minggu. Paling beberapa kali tidak sempat datang ke Open Mic, waktu bulan puasa. Entah dengan alasan yang bagaimana, yang saya tahu, semua "diikat" ketika bulan puasa.

Karirnya di stand-up comedy tidaklah secemerlang komika yang lain. Tapi, selama ia berkarir di stand-up comedy, Tuhan pun enggan menghalangi. Ikut beberapa kali lomba stand-up comedy tapi, tidak pernah menang. Sekalinya peringkat tiga, yang juara masih SMA.

Tahun ini Tahun Bakriyadi

Ada dua kompetisi terbesar di Indonesia tahun ini: Street Comedy 4 dan Liga Komunitas Stand-up. Seluruh komunitas ikut meramaikan. Termasuk Bogor. Stand-up Indo Bogor.

Pada Street Comedy 4, Bogor mengirim 3 (tiga) wakilnya untuk babak play-off regional Jabodetabek di CiWalk Episentrum, Jakarta. Bakriyadi salah satunya. Namun seperti yang sudah dituliskan dalam kitab-kitab: Adam dan Hawa turun ke bumi tidak pada di satu tempat yang sama, mereka terpisah. Begitulah nasib Bakriyadi, ia tidak lolos play-off regional Jabodetabek, sedangkan yang lainnya, lolos.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun