Ada-ada saja cara seseorang/kelompok dalam mengekspresikan rasa cinta dan perhatiannya kepada pihak lain. Termasuk pula cara mengekspresikan dukungan atau perlawanan terhadap kejadian-kejadian yang ada di masyarakat.
Ada yang menggunakan cara-cara yang simpatik, seperti membagikan bunga, bakti sosial, pengumpulan tanda tangan ataupun pengumpulan dana masyarakat. Ada pula yang menjurus anarkis seperti demonstrasi yang tidak terkoordinir, pengrusakan dan bahkan sampai pada pembakaran, seperti yang dilakukan beberapa warga dalam melawan tindak pembegalan.
Berikut ini salah satu contoh imajiner cara mengekspresikan dukungan dan perlawanan secara bersamaan:
Pagi itu di sebuah pangkalan ojek, nampak beberapa kendaraan bermotor beserta para pengemudinya sedang menunggu penumpang. Lalu muncullah sekelompok pemuda datang dengan membawa kotak kardus. Ternyata sekelompok pemuda itu bermaksud mengumpulkan sumbangan.
Pemuda : "Ada teroris yang menyandera dan mengancam membakar sebuah kantor di Kebon Sirih beserta semua orang di dalamnya. Ada seratus orang lebih di kantor itu, dan teroris meminta tebusan satu trilyun".
Pengemudi Ojek 1: "Di Kebon Sirih yang mana ?
Pemuda: "Itu pak, kantor DPRD, dan ada wakil-wakil kita didalamnya".
Pengemudi Ojek 1: Oooo.... kalo itu, saya nyumbang satu liter.
Pengemudi Ojek 2: "Saya, dua liter..."
Pengemudi Ojek 3: "Saya juga, tiga liter".
Di seberang jalan, nampak seseorang berlari membawa jerigen sembari berkata setengah berteriak: "Woiii, tungguuu..., ini nih, saya nyumbang lima liter".