Mohon tunggu...
Harry Nuriman
Harry Nuriman Mohon Tunggu... -

Karyawan swasta. CSR & Sustainability. Musik & film.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cinta? Tai Anjing!

21 Oktober 2014   21:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:13 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

rel kereta ini
seakan tak berujung
bantalan demi bantalan
kutapaki setiap hari
walau panas lubangi kepala
dan luka gerogoti kaki

rasa haus tak lagi ada
karena setiap datang dahaga
kuiris nadi dan kuisap mesra
kususui diriku sendiri
asal tetap langkahku tak henti

mulut ini sudah enggan mengunyah
cacing-cacing di perutku sudah tak lagi resah
cukup senang mereka berenang-renang
berpasang-pasang dalam darah terkubang

kornea mengering
pandangan mengabur
fatamorgana tak lagi menarik hatiku
ingin ku berbaring
menanti kereta melindas diriku
hingga terpisah kepala dari hati
dan hati dari zakar
tak perlu lagi kesesuaian
akal sehat dengan perasaan
perasaan dengan nafsu syahwat

biar bebas
lepas
lalu kebas
tanpa nafas

kereta api makin mendekat
asap pekat menjilat-jilat
bumi bergetar seolah melompat-lompat
kulihat masinis meringis
lalu tertawa sinis
salah jalur, tolol…!
kalau kau masih mengompol
jangan biarkan zakarmu menonjol

kereta berlalu
tanpa menyentuhku
bingung aku

lalu kau datang menghampiri
dan mengajakku bicara cinta?
tai anjing!!!
pergi kau jauh-jauh

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun