Bagaikan ketiban durian runtuh,itulah peribahasa yang tepat menggambarkan perasaan saya sore itu. “Kamu dimana nanti malam jam 9.30?” tanya bos sekaligus dosen saya yang merupakan salah satu dokter bedah digestif terbaik di negeri ini. “di rumah dok” jawab saya. “Ini ada invitation online seminar nanti malam,pembicara nya Dr Richard Losick,ahli biomolekuler ternama dari Harvard Medical Schhol”. Mendengar nama Harvard Medical School saya senang bukan main,kesempatan belajar darisalah satu sekolah kedokteran terbaik di dunia tentunya bukan kesempatan yang datang setiap hari,dan bisa menjadi salah satu penerima undangan nya adalah kehormatan bagi saya,gratis pula. Satu jam sebelum seminar saya sudah siap didepan tablet,membaca hand out online materi yang akan dipresentasikan. Tepat pukul 9.30 malam WIB link di halaman Webinars pun saya klik. Dr Losick sudah nampak disana,seminar pun dimulai tepat waktu,suatu hal yang jarang terjadi di seminar-seminar Indonesia. Awalnyaseminar berjalan lancar,saya terkagum-kagum bagaimana topik seberat ini terasa ringan saat dibawakan beliau.memasuki 20 menit masalah mulai muncul,awalnya gambar terlihat berhenti sementara suara masih berjalan.Saya mencoba bersabar,berikutnya gambar berjalan lagi tetapi tidak sinkron dengan suara. Saya mencoba merestart koneksi Internet saya,hasilnya tetap tidak ada perubahan,saya mulai tidak bisa mengerti topik yang dibicarakan karena tampilan slide berbeda dengan suara yang saya dengar.Berakhirlah pengalaman seminar Internasional pertama saya dengan gambar bagaikan gerakan robot,patah patah.
Saya dan beberapa orang bidan saya berkumpul dengan panik di ruang persalinan sore itu,genset sudah kami nyalakan,memang di tempat saya bertugas di pedalaman Flores listrik masih merupakan sesuatu yang mahal. Ada seorang ibu-ibu yang sedang dalam persalinan namun bayi tidak kunjung keluar,si ibu hampir kehabisan tenaga. Bidan-bidan saya panik karena mereka takut bayi tersebut meninggal dalam kandungan karena persalinan terlalu lama,saya sedikit panik karena saya tahu ada beberapa jenis persalinan yang tidak bisa ditolong di puskesmas karena terbatasnya obat-obatan dan alat pertolongan,kami harus merujuk ke rumah sakit. Beberapa perawat ikut membantu menjalankan instruksi saya memasang infus. Saya mencoba menghubungi dokter spesialis kebidanan di Maumere untuk konsultasi,sayang sinyal berkehendak lain,suara sang dokter kandungan terdengar seperti robot,terputus putus dan bahkan terkadang seperti mendengar orang bicara dalam air. Beruntung setelah mencoba dengan seluruh daya upaya Tuhan mengizinkan bayi mungil seberat 3200 gram itu keluar.
Telepon,pesan singkat dan internet tidak bisa lagi dipisahkan dari dunia komunikasi sekarang ini.Dengan internet saya yang hanya dokter biasa di Indonesia bisa mengikuti kuliah ahli biomolekuler terbaik dunia,sesuatu yang 10 tahun lalu masih mustahil rasanya. Sinyal telepon memangkas jarak ribuan kilometer dari Flores ke Yogyakarta,dari New york ke Jakarta. Biaya menjadi dapat ditekan menjadi sangan efisien,bisa dibayangkan betapa terbantunya pasangan yang akan menikah sejak undangan pernikahan bisa disebar melalui situs jejaring sosial,betapa lega nya persaan bidan desa yang dapat konsultasi kasus dengan telepon ke dokter. Keunggulan komunikasi ini harus didukung dengan jaringan dan layanan yang baik,karena bila tidak,dua pengalaman yang saya ceritakan diatas adalah hasilnya. Internet juga dapat menjadi wajah sebuah bangsa, google adalah tempat bertanya semua hal,contohnya bila ada seseorang diluar sana yang ingin mengetahui lebih banyak tentang pariwisata Indonesia,saya yakin Internet adalah pilihan pertamanya. Berita tentang Indonesia yang tersebar ke Internet dan dibaca seluruh dunia akan menentukan seperti apa orang luar sana memandang wajah bangsa kita.
Leonardus,seorang sahabat saya di Flores mengelola bisnis tour travel nya yang berusaha menjual ke eksotisan flores terutama kadal purba raksasa,Komodo. Om Leo begitu ia biasa disapa memulainya dari bisnis tour and travel biasa,sampai disuatu titik ia memutuskan untuk mencoba membuat website dari bisnisnya di internet,dan voilaa,sekarang bisnisnya berkembang pesat mayoritas pengguna jasa nya adalah wisatawan asing bahkan sudah memiliki perwakilan di luar negeri ,nomor telepon yang ia cantumkan menjadi resepsionis yang sanggup bekerja 24 jam. Bisa dibayangkan potensi yang disimpan oleh internet dalam komunikasi dan interaksi antar manusia kan.
3G, short for 3rd Generation, is a term used to represent the 3rd generation of mobile telecommunications technology. Also called Tri-Band 3G. This is a set of standards used for mobile devices and mobile telecommunication services and networks that comply with the International Mobile Telecommunications-2000 (IMT-2000) –wikipedia-
Indosat dengan teknologi super 3G plus nya adalah salah satu pilar dalam hal ini,Saya butuh koneksi yang baik dalam seminar saya,bidan-bidan saya butuh sinyal yang stabil guna pekerjaan mereka,Om leo butuh koneksi yang cepat dan nomor yang dapat dijangkau dari seluruh belahan dunia untuk usahanya mempromosikan Komodo dan Indonesia. Kami butuh yang Indosat super 3G plus tawarkan. Indonesia butuh yang Indosat super 3G plus tawarkan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H