Mohon tunggu...
Harry Hikmat
Harry Hikmat Mohon Tunggu... Dosen - Pengamat Masalah Sosial

Menulis karya ilmiah berbasis pengalaman terbaik

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Hewan dalam Perangkap Kemiskinan

27 Agustus 2024   16:30 Diperbarui: 25 September 2024   18:59 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hewan, terutama dalam konteks peternakan, sering kali terjebak dalam apa yang dikenal sebagai "poverty trap" (perangkap kemiskinan) yang dapat mempengaruhi komunitas peternak. Perangkap kemiskinan yang melibatkan hewan meliputi keterbatasan akses ke sumber daya,  pengelolaan sumber daya yang tidak efisien dan keterbatasan permintaan serta keterbatasan pasar.

Keterbatasan akses ke sumber daya, peternak sering kali menghadapi keterbatasan dalam menyediakan pakan dan nutrisi berkualitas untuk hewan mereka, yang dapat mengurangi produktivitas dan kesehatan hewan. Selain itu, keterbatasan akses ke layanan kesehatan hewan dan obat-obatan dapat menyebabkan masalah kesehatan yang tidak diobati, mengurangi produktivitas hewan, dan meningkatkan risiko kematian.

Pengelolaan sumber daya yang tidak efisien, ditunjukkan dengan praktik peternakan yang buruk. Teknik peternakan yang tidak efisien atau usang dapat membatasi pertumbuhan dan produktivitas hewan, serta menghambat pendapatan peternak. Kekurangan infrastruktur, seperti kandang yang memadai atau sistem pengairan yang baik, dapat menghambat kesehatan dan produktivitas hewan.

Keterbatasan permintaan dan keterbatasan pasar mengakibatkan peternak sering menghadapi ketidakstabilan/ fluktuatif harga pasar untuk produk hewan, yang dapat mempengaruhi pendapatan mereka secara signifikan. Terbatasnya akses ke pasar yang menguntungkan dapat menghalangi peternak menjual produk mereka dengan harga yang wajar.

Cotoh kasus ternak dalam perangkap kemiskinan, seperti peternak ayam di banyak negara berkembang sering kali menghadapi masalah seperti kekurangan pakan, penyakit, dan fluktuasi harga. Tanpa akses ke pakan yang baik dan layanan kesehatan hewan, ayam dapat mengalami penurunan produktivitas dan kesehatan, yang berakibat pada penghasilan yang rendah bagi peternak. 

Hal ini dapat membuat peternak terjebak dalam siklus kemiskinan, karena mereka tidak dapat meningkatkan produktivitas atau pendapatan mereka. Peternak babi di wilayah Indonesia bagian timur, seperti di Kabupaten Manggarai mengalami kondisi yang sangat buruk dan kematian ternak sampai ribuan ekor akibat Virus African Swine Fever (ASF) atau Flu Babi Afrika, tanpa upaya pencegahan yang serius serta upaya pemulihan peternakan yang dimiliki masyarakat.

Di beberapa daerah di Inodensia, peternak sapi menghadapi tantangan seperti kekurangan pakan, penyakit hewan, dan kekurangan akses ke pasar. Kekurangan ini dapat menyebabkan kerugian yang signifikan dan kesulitan dalam meningkatkan pendapatan. Peternak sering kali terjebak dalam perangkap kemiskinan karena biaya perawatan hewan yang tinggi dan pendapatan yang tidak stabil. 

Jumlah kepemilikan ternak cenderung menurun drastis setelah kejadian wabah penyakit, pasokan pakan yang sulit dan semakin mahal, dan pola peternakan yang tidak terintegrasi dengan penyediaan pakan, penyediaan air minum, pengelolaan limbah dan peningkatan kapasitas peternak dalam menerapkan teknologi peternakan.

Solusi untuk mengatasi perangkap kemiskinan meliputi: (1) peningkatan akses ke pakan dan nutrisi melalui program bantuan yang menyediakan pakan berkualitas dan pelatihan tentang manajemen pakan dapat membantu peternak meningkatkan kesehatan dan produktivitas hewan mereka; (2) perawatan kesehatan hewan melalui peningkatan akses ke layanan kesehatan hewan dan obat-obatan dapat membantu mencegah dan mengobati penyakit, meningkatkan kesehatan hewan, dan mengurangi kematian; (3) peningkatan infrastruktur melalui investasi dalam pembangunan infrastruktur, seperti kandang yang memadai dan sistem pengairan, dapat meningkatkan kondisi hidup dan produktivitas hewan; (4) meningkatkan akses ke pasar dan mendukung peternak dalam mendapatkan harga yang wajar untuk produk mereka dapat membantu meningkatkan pendapatan; (5) pelatihan dan Pendidikan, terutama pelatihan tentang praktik peternakan yang efisien dan manajemen bisnis dapat membantu peternak mengelola usaha mereka dengan lebih baik dan meningkatkan pendapatan mereka; (6) transfomasi sistem beternak tradisional ke sistem biodigester untuk menghasilkan pupuk organik (pupuk cair dan padat), dapat berdampak pada peningkatan kemampuan masyarakat dalam hal kepemilikan ternak.

Hewan dapat terjebak dalam perangkap kemiskinan melalui berbagai faktor seperti keterbatasan akses ke pakan, perawatan kesehatan yang buruk, dan ketidakstabilan pasar. Mengatasi masalah ini memerlukan pendekatan terintegrasi yang mencakup peningkatan akses ke sumber daya, perawatan kesehatan, infrastruktur, dan pasar. Dengan strategi yang tepat, peternak dan peternak dapat keluar dari perangkap kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun