Mohon tunggu...
Harry Febrian
Harry Febrian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mahasiswa jurnalistik. Pencinta filsafat, politik, seni, dan debat. Juga belajar nge-blog di http://harryfebrian.wordpress.com/ Ditunggu saran dan kritiknya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Wikileaks, Antara Keberanian dan Resiko

2 Desember 2010   09:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:06 1030
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_78058" align="alignleft" width="300" caption="sumber foto: csmonitor.com"][/caption] Wikileaks memang fenomenal. Ratusan ribu dokumen rahasia Amerika Serikat--seharusnya diketahui segelintir orang--kini menjadi bahan percakapan di seluruh dunia. Hampir semua media massa terkemuka dunia menyediakan tempat khusus untuk berita seputar Wikileaks. Situs Guardian.co.uk misalnya, menyediakan layanan interaktif multimedia. Time.com menyediakan transkrip dan audio wawancara via Skype dengan Julian Assange, pendiri Wikileaks.  Akun twitter New York Time, mempersilahkan pembaca bertanya seputar Wikileaks, yang akan dijawab oleh editor dan jurnalis salah satu surat kabar terbaik dunia itu. Sedangkan Kompas, dalam Tajuk Rencananya, memuji tindakan Assange "sungguh berani." Kolumnis Clay Shirky menyebut "Wikileaks mendapatkan scoops* dalam 3 tahun, lebih banyak ketimbang Washington Post dalam 30 tahun." Personifikasi Wikileaks, Julian Assange Wikileaks dipersonifikasikan dengan Julian Assange, Pemimpin Redaksi dan salah satu pendirinya. Assange juga penentu terakhir apakah suatu informasi atau dokumen akan dirilis atau tidak oleh Wikileaks. Itu sebabnya, Assange menjadi sasaran tembak semua pihak yang merah kupingnya oleh Wikileaks. Sarah Palin dalam Facebook-nya mempertanyakan kenapa Assange "tidak diburu seperti Al-Qaida dan pemimpin Taliban." Penasihat Perdana Menteri Kanada, Tom Flanagan dalam wawancara dengan televisi Kanada CBC berkata "Assange harus di- assassinated (dibunuh)" dan menambahkan bahwa dia "tidak akan merasa sedih jika Assange menghilang." Dari Pentagon, Kathleen McFarland, setuju untuk menuntut Assange atas dasar "pengkhianatan" dan jika bersalah harus "dieksekusi." Senada dengan Mike Huckabee, yang gagal dalam nominasi presidensial lalu, ketika meminta siapapun pihak yang membocorkan dokumen rahasia AS untuk "dieksekusi." Assange sendiri sedang menghadapi tuduhan pelecehan seksual terhadap dua perempuan. Tuduhan yang menurut Assange "diatur oleh musuh-musuh dari Wikileaks." Belakangan Interpol dan Kepolisian Uni Eropa mengisukan penahanan terhadap Assange. Hal yang membuat ibunya, Christine Assange tertekan. Menurut Julian, banyak hal yang ditulis tentang dia dan anaknya adalah tidak benar. Keberanian Segelintir Orang Biasa Bagaimanapun, bukanlah hal mudah bagi segelintir orang biasa melawan kekuatan satu negara adidaya, Amerika Serikat pula. Dibutuhkan sikap, seperti yang dideskripsikan Kompas, "sungguh berani." Dalam buku Catatan-catatan Jurnalisme Dasar, Luwi Ishwara menyebut bahwa pekerjaan jurnalis memang kerap "menyakiti" orang, misal menulis tentang pejabat korup, perusahaan bangkrut, atau seperti Julian Assange, kebobrokan suatu negara. Namun itu masih bisa diterima jika memang demi melayani kepentingan publik yang lebih besar. Dalam hal ini, apa yang dilakukan Wikileaks dan Julian Assange, saya yakin, sangat penting bagi publik. Untuk mengetahui banyak hal yang tersembunyi dalam dunia yang mengglobal ini. Entah itu kasus perang Irak, penembakan rakyat sipil dan fotografer Reuters, ataupun pelanggaran hak asasi manusia di Guantanamo. Wajar jika banyak pihak yang kupingnya merah karena dipermalukan oleh keberanian Julian Assange. Namun disini, yang membedakan orang kerdil dengan orang agung, adalah pada respon mereka ketika kebobrokan mereka dibuka di muka umum. Orang kerdil akan membela diri habis-habisin, jika perlu menghancurkan bahkan "menghilangkan" pihak yang mengekspose kebobrokan mereka. Sedangkan orang agung, akan meminta maaf dan berusaha mengkoreksi diri. Tidak semua yang dilakukan Assange harus dipuji. Banyak yang kecewa karena beberapa dokumen yang ia bocorkan dianggap bisa membahayakan nyawa orang-orang yang bekerja sebagai informan atau mata-mata. Walaupun sampai hari ini, belum ada kabar ada pihak yang terbunuh karena identitasnya dibocorkan oleh Wikileaks. Namun keberanian segelintir orang membongkar kebusukan dan melawan satu kekuatan adidaya, dengan resiko nyawa, demi mencapai apa yang dideskripsikan Assange sebagai "kehidupan yang lebih adil," adalah hal yang patut diacungi jempol. *scoop: berita eksklusif, dimana tidak ada media lain yang berhasil mendapatkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun