Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Health Promoter

Master of Public Health | Praktisi Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspadai "Brain Rot", Dampak Buruk Scrolling Berlebihan

1 April 2025   15:05 Diperbarui: 1 April 2025   15:05 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernah dengar istilah "brain rot"? Mungkin istilah ini terdengar asing dan baru belakangan ini muncul. Tapi percayalah, kita semua pernah mengalaminya. Brain rot adalah efek buruk dari kebiasaan scrolling berlebihan di media sosial atau internet. Mari kita bahas lebih dalam tentang apa itu brain rot dan bagaimana cara kita bisa menghindarinya.

Brain rot adalah istilah gaul yang menggambarkan kondisi di mana otak kita merasa "membusuk" akibat terlalu banyak terpapar informasi dari media sosial. Saat kita scrolling di platform seperti Instagram, TikTok, atau Twitter, kita sering kali terjebak dalam siklus konsumsi konten yang cepat dan tidak terputus. Ini bisa membuat otak kita kehilangan kemampuan untuk fokus, berpikir kritis, dan bahkan berinteraksi dengan baik di dunia nyata.

Saya sendiri sering juga melakukan kegiatan scrolling berjam-jam tanpa sadar. Ketika lagi bosan atau stress, rasanya sangat menyenangkan untuk tenggelam dalam dunia maya. Namun, setelah beberapa jam berlalu, saya menyadari bahwa waktu yang seharusnya bisa saya gunakan untuk hal produktif justru terbuang sia-sia. Dan tahukah kamu? Kebiasaan ini ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan mental dan fisik kita.

Lalu, Apa saja dampak brain rot pada kesehatan mental dan fisik

  1. Menurunnya Konsentrasi
    Salah satu dampak paling nyata dari brain rot adalah menurunnya kemampuan konsentrasi. Coba perhatikan seberapa lama kita bisa fokus saat membaca buku atau mengerjakan tugas tanpa tergoda untuk mengecek ponsel. Sangat sulit, bukan? Kebiasaan scrolling yang terus-menerus membuat otak kita terbiasa dengan stimulus cepat, sehingga sulit untuk berkonsentrasi pada tugas yang memerlukan perhatian lebih lama.
  2. Kualitas Tidur yang Buruk
    Scrolling berlebihan juga dapat mengganggu kualitas tidur kita. Sinar biru dari layar gadget dapat mengurangi produksi hormon melatonin yang membantu kita tidur. Belum lagi jika kita scrolling sampai larut malam; besok paginya pasti bangun dengan rasa ngantuk dan lemas. Kualitas tidur yang buruk dapat berdampak pada kesehatan fisik dan mental kita secara keseluruhan.
  3. Risiko Depresi dan Kecemasan
    Terdapat penelitian yang menunjukkan bahwa remaja yang menghabiskan lebih dari 3 jam sehari di media sosial memiliki risiko depresi dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan mereka yang menggunakan media sosial secara moderat. Hal ini disebabkan oleh perbandingan sosial yang sering terjadi di platform-platform tersebut, di mana kita cenderung membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain yang tampaknya lebih sempurna.
  4. Pengurangan Interaksi Sosial Nyata
    Ketika kita terlalu banyak menghabiskan waktu di dunia maya, interaksi sosial di dunia nyata bisa terganggu. Kita mungkin menjadi kurang tertarik untuk bertemu teman-teman secara langsung atau berpartisipasi dalam kegiatan sosial lainnya. Ini bisa menyebabkan rasa kesepian dan isolasi.

Kendati demikian, bukan berarti kita harus meninggalkan gadget dan media sosial sepenuhnya. Yang penting adalah bagaimana cara kita mengatur penggunaannya agar tetap sehat dan produktif. Berikut adalah beberapa tips scrolling sehat yang bisa kita coba:

  1. Atur Timer
    Cobalah untuk memasang alarm setiap 30 menit saat kita sedang scrolling. Begitu alarm berbunyi, tutup aplikasi tersebut dan lakukan aktivitas lain sejenak. Ini akan membantumu untuk tidak terjebak dalam scrolling berlebihan.
  2. Buat "No-Phone Zone"
    Tentukan waktu tertentu dalam sehari di mana kita tidak akan menggunakan ponsel sama sekali. Misalnya, saat makan bersama keluarga atau satu jam sebelum tidur. Ini akan membantu kita lebih fokus pada interaksi nyata.
  3. Matikan Notifikasi
    Notifikasi yang terus-menerus muncul bisa sangat mengganggu konsentrasi kita. Matikan notifikasi dari aplikasi media sosial yang tidak penting agar kita tidak tergoda untuk mengecek ponsel setiap kali ada bunyi.
  4. Isi Waktu Luang dengan Aktivitas Offline
    Alihkan perhatian kita dari layar gadget dengan melakukan aktivitas offline seperti olahraga, berkumpul dengan teman-teman, atau membaca buku. Ini tidak hanya baik untuk kesehatan fisik tetapi juga mental.
  5. Evaluasi Konten yang Kita Konsumsi
    Pilihlah akun-akun yang memberikan inspirasi positif atau informasi bermanfaat daripada akun-akun yang membuatmu merasa insecure atau cemas. Dengan begitu, kita dapat memfilter informasi negatif dan memperkaya wawasan.
  6. Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
    Jangan lupa untuk memberi diri sendiri waktu istirahat dari layar gadget setiap hari. Luangkan waktu untuk merenung atau melakukan aktivitas yang kita sukai tanpa gangguan dari media sosial.

Ingatlah bahwa keseimbangan adalah kunci; kita bisa tetap terhubung dengan dunia digital sambil menjaga kesehatan mental dan fisik. Jadi, mari kita bijak dalam menggunakan teknologi agar otak kita tetap sehat dan produktif!

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun