Pahlawan tanpa tanda jasa adalah julukan yang identik dengan guru. Alasannya tentu saja karena merekalah yang sangat berjasa dalam menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas. Bahkan, hal itu tetap mereka lakukan ketika keringat mereka tak dihargai sepantasnya.
Jika di bidang pendidikan ada guru, sebutan pahlawan tanpa tanda jasa di bidang kesehatan sepantasnya disematkan kepada kader posyandu. Mengapa? Karena jika ditilik, banyak juga kisah kepahlawanan mereka dalam mengusahakan peningkatan derajat kesehatan bagi masyarakat.
Mereka yang dipilih menjadi kader posyandu bukanlah berasal dari orang yang berlatar belakang pendidikan kesehatan. Orang-orang terpilih tersebut berasal dari kalangan yang memiliki hati penuh kasih dan siap melayani masyarakat. Bermodalkan keinginan belajar yang kuat dan kerelaan untuk berkorban demi orang lain, mereka bisa mengemban tugas yang besar tersebut.
Tahukah kamu? Kader posyandu memiliki tugas yang bermacam-macam. Mereka memiliki tanggung jawab besar untuk membagikan informasi kesehatan dan menjadi penggerak agar masyarakat mau datang ke posyandu.
Tak hanya itu, mereka pun bekerja sama dengan para tenaga kesehatan untuk mengurusi data-data, serta informasi setiap kegiatan di posyandu. Bisa dibilang, semua kegiatan posyandu dan penjangkauan masyarakat bertumpu pada kerja keras para kadernya.
Dalam melaksanakan tugasnya, para kader posyandu sudah pasti akan mengorbankan waktu, tenaga, hingga terkadang biaya demi menjalankan pelayanan mulia tersebut.
Terlebih bagi mereka yang berada di desa, dibutuhkan kerja keras ekstra untuk menjangkau para anggota posyandu yang rumahnya berjauhan.
Meski di beberapa wilayah ada yang harus "menjemput bola" karena ada anggota posyandu yang tidak bisa hadir langsung karena kondisi, mereka tetap melakukannya dengan tulus.
Kurangnya fasilitas juga terkadang membuat mereka terpaksa menggunakan sumber daya seadanya demi warga yang sehat.
Selain itu, pengorbanan mereka sepertinya belum terlalu sepadan dengan apresiasi yang mereka terima.