Beberapa waktu yang lalu, saya dan beberapa teman berkesempatan untuk terlibat dalam kegiatan monitoring dan evaluasi (Monev) dari salah satu NGO yang memiliki fokus utama mencegah stunting. Lembaga tersebut bernama 1000 Days Fund. Salah satu tujuan utama pelaksanaan monev ini adalah meninjau media pembelajaran kesehatan berupa poster yang telah ditempel di rumah-rumah warga sejak satu bulan lalu.
Selain itu, kami juga perlu mengetahui pemahaman para kader posyandu dan beberapa keluarga anggota posyandu tentang stunting melalui wawancara singkat. Dalam proses inilah, saya mengenal salah satu media promosi kesehatan yang sangat kreatif dalam upaya pencegahan stunting yakni poster pintar yang berisi tiga pesan kunci cegah stunting.
Seperti namanya, disebut poster pintar karena poster ini berisi pesan-pesan kesehatan mengenai stunting yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang stunting. Selain berisi pesan kesehatan, poster ini juga dilengkapi gambar alat pengukur tinggi badan guna mendeteksi stunting pada anak sejak dini.
Di dalam poster pintar, terdapat tiga pesan kunci dalam upaya pencegahan stunting. Pesan-pesan ini sudah disederhanakan beberapa kali oleh lembaga bersangkutan, sehingga lebih mudah dipahami oleh semua orang yang melihat dan membacanya.
Pesan kunci yang pertama adalah pengertian tentang stunting. Anak yang mengalami stunting berarti telah gagal tumbuh. Kondisi tersebut sebabkan oleh kekurangan gizi dan buruknya kebersihan. Tujuan pesan ini disampaikan agar para pembaca poster bisa mengetahui definisi stunting tanpa keliru.
Pesan kunci yang kedua adalah akibat jika anak terkena stunting. Selama ini, banyak orang memahami bahwa stunting hanya berhubungan dengan anak yang pendek atau kerdil, padahal tidak hanya demikian.
Selain tidak memiliki tinggi badan yang sesuai dengan umurnya, stunting bisa mengakibatkan anak kurang cerdas karena pertumbuhan otaknya terganggu. Terlebih lagi, anak pun juga akan mudah terkena penyakit karena daya tahan tubuhnya yang lemah.
Pesan kunci yang ketiga adalah cara mencegah stunting. Seperti yang diketahui, stunting sama sekali tidak bisa diobati. Kondisi ini hanya bisa dicegah saat anak masih berusia di bawah 2 tahun.
Terdapat beberapa cara pencegahan stunting yang bisa dilakukan. Cara-cara tersebut antara lain ibu hamil perlu rajin memeriksakan kandungan di fasilitas kesehatan, mengonsumsi tablet tambah darah secara rutin (satu hari satu tablet selama 90 hari), dan mengonsumsi makanan yang bergizi dengan porsi yang ditambah.
Saat anak lahir, ibu perlu memberikan ASI ekslusif selama 6 bulan, tanpa makanan dan minuman apapun termasuk air putih. ASI pun wajib terus anak dapatkan hingga berusia 2 tahun. Saat menginjak usia 6 bulan, anak sudah harus mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI). Porsi dan menu MPASI diberikan sesuai dengan usianya dan memenuhi standar gizi seimbang. Makanan bergizi seimbang bisa didapatkan dari bahan pangan lokal di sekitar masyarakat.