Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Pengaruh Posisi Duduk yang Tidak Tepat bagi Kesehatan

14 Januari 2020   12:24 Diperbarui: 26 Mei 2022   22:16 4000
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa liburan telah berlalu dan semua orang telah kembali pada rutinitas masing-masing, termasuk para pekerja. Berbicara mengenai bekerja, hal ini tak terlepas dari duduk dalam jangka waktu yang lama, khususnya bagi pekerja kantoran.

Banyaknya tugas serta tanggungjawab yang ada, menuntut seorang pekerja bisa duduk selama berjam-jam tanpa bergerak. Beratnya pekerjaan yang membuat seseorang dapat menjadi terbeban dan stress, apalagi dikombinasikan dengan posisi duduk yang tidak nyaman, maka hal ini dapat memberikan dampak yang yang buruk bagi kesehatan.

Apa saja efek buruk posisi duduk yang tidak tepat? Dalam jangka yang pendek, posisi duduk yang tidak tepat dan terlalu lama dapat menyebabkan pelemahan pada kaki dan persendian sehingga menyebabkan pekerja merasa sangat lemah dan lelah ketika bangun dari posisi duduknya. Selain itu, dapat juga terjadi rasa kaku pada bagian punggung hingga leher. Bagian pinggul hingga belakang juga akan merasa sakit atau pegal.

Selain secara fisik, mental seseorang juga akan mengalami gangguan seperti anxiety atau depresi hingga menyebabkan stress kerja yang tinggi. Hal ini diakibatkan oleh posisi duduk yang tak nyaman dan dalam jangka waktu yang lama serta tidak melakukan gerakan lain, ditambah dengan banyaknya hal yang harus dipikirkan.

Dalam jangka waktu yang panjang, hal ini juga dapat menyebabkan beberapa efek yang berbahaya. Hal yang biasanya terjadi adalah berat badan yang melebihi batas atau obesitas. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya gerakan yang dilakukan oleh pekerja sehingga lemak dan gula yang dikonsumsi tidak terproses dengan baik dalam tubuh. Gerakan fisik yang teratur dapat membantu proses metabolisme dalam tubuh sehingga lemak yang masuk dalam tubuh dapat melalui proses pembakaran yang baik pula.

Penelitian yang dilakukan oleh para ahli juga mengemukakan bahwa duduk selama lebih dari 23 jam dalam seminggu dapat meningkatkan risiko penyakit jantung sebanyak 147%. Selain itu, meski belum terlalu jelas hasilnya, namun banyak juga yang mengatakan bahwa risiko kanker paru, rahim dan usus besar juga dapat meningkat.

Salah satu study juga menunjukan bahwa risiko diabetes dapat meningkat sebanyak 112% akibat duduk terlalu lama. Posisi duduk yang salah juga dapat menyebabkan varises hingga kelainan pada tulang belakang.

Mengenai kelainan tulang belakang, terdapat tiga macam kelainan yang sering terdengar yakni skoliosis, kifosis dan lordosis. Ketiga kelainan ini dapat mengganggu fungsi tubuh dan juga penampilan seseorang.

Skolisosis merupakan kelainan tulang belakang berupa bentuk tulang belakang yang berubah menjadi bentuk huruf C atau S. Tulang-tulang yang harusnya bertumpuk sejajar ini berubah menjadi tidak beraturan karena kelainan ini. Kelengkungan yang terjadi dapat mencapai 10 derajat, serta bahu dan pinggulnya tidak terliha rata.

Kifosis merupakan kelainan tulang belakang yang terjadi pada bagian punggung atas. Terlihat dengan punggung atas memiliki kelengkungan sebesar 50 derajat. Orang dengan kelainan ini biasanya terlihat bungkuk. Kelainan ini sering terjadi pada wanita yang tua ataupun berhubungan dengan osteoporosis yang terjadi.

Lordosis ditunjukan dengan tulang belakang yang melengkung ke depan secara berlebihan. Meski tulang belakang normalnya juga melengkung, namun lengkungan yang tercipta dari kelainan ini terlilhat sangat melengkung ke dalam. Hal ini juga dapat mempengaruhi leher dan punggung bawah.

Selain karena pengaruh fisik seperti posisi duduk dan membawa beban yang terlalu berat, ketiga kelainan tersebut juga dapat terjadi sebagai pengaruh dari genetik keluarga, obesitas, osteoporosis dan lain sebagainya. Tetapi, dengan menjaga gerakan fisik, khususnya posisi duduk yang baik dan benar, maka gangguan-gangguan dan kelainan tersebut dapat dikurangi atau dihindari.

Ilustrasi: medicalnewstoday.com
Ilustrasi: medicalnewstoday.com
Disarankan, saat sedang duduk dalam bekerja ataupun aktivitas lain, setiap 25 hingga 30 menit lakukanlah perenggangan atau berpindah posisi. Ketinggian kursi juga diatur sehingga posisi duduk dapat membentuk huruf L dan pergelangan tangan dapat nyaman mengetik serta kaki dapat menyentuh lantai. Jika kaki tidak menyentuh lantai, gunakanlah alas sehingga kaki memiliki pijakan.

Posisi belakang juga lurus dan memiliki sandaran, serta bokong menyentuh bagian belakang kursi. Hindari juga menyilangkan kaki karena dapat menimbulkan nyeri punggung. 

Bagi yang menggunakan komputer, layar computer mesti disejajarkan dengan mata karena jika tidak, dapat menimbulkan nyeri pada leher. Dan yang terpenting, buatlah lingkungan dan tubuh pekerja menjadi senyaman mungkin agar pekerjaan yang dilakukan dapat membuahkan hasil yang maksimal dan tidak mengakibatkan efek negatif bagi kesehatan.

Salam sehat.

Referensi: satu, dua, tiga, empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun