Nyanyian angin di seberang membuat segala gundah jadi tenang. Sementara itu, aku masih terjaga bersama malam. Kita sedang berbincang serius tentang pagi yang belakangan terlihat sombong. Beberapa hari ini tak ada senyum yang ia beri padaku.
Malam tak pernah marah meski curhatanku padanya hanya berisi tentang kegugupanku bertemu pagi. Aku tahu, ia merasa cemburu karena perhatianku yang berat sebelah. Tapi dia tak pernah lelah mendengar keluh saat subuh mengacuhkanku. Begitupun saat siang dan sore menganiayaku kemarin dulu.
Kita telah lama saling tahu. Tapi sepertinya tak pernah sekalipun ku dengar apa keluhannya. Seratus persen penyebabnya adalah keegoisanku yang hanya menuntut didengar, tapi tak pernah memberi telinga. Jadi, mungkin sudah saatnya kutanyai dia bagaimana susahnya jadi malam.
Kupang, 6 Januari 2020
HAD
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H