Berbicara mengenai sepakat, ada beberapa hal yang bisa membuat aku dan aku menjadi sepakat. Tidur waktu tubuh sudah sangat lelah, minum air putih ketika sangat haus dan yang paling berkesan adalah makan nasi goreng!
Makan nasi goreng? Entah mengapa, meski tak selalu, namun nasi goreng sering sekali menjadi penengah antara perdebatan kedua aku ini. Walau hal ini sangat lucu, tapi syukurlah masih ada hal yang bisa mendamaikan keduanya.
Aku sungguh merasa sangat lelah. Siapa diriku yang sebenarnya? Aku sangat ingin hidup sebagai AKU seorang. Kapankah ada yang ingin mengalah? Sulit sekali bagi aku dan aku. Keduanya sama-sama pencemburu. Â Jika yang satu dipilih, yang satupun tak mau kalah.
"Hidup adalah pilihan" merupakan suatu kalimat yang mungkin tidak cocok ditujukan bagiku. Bukan ku tak suka, hanya saja sulit untuk dijalankan. Pilihan selalu membuatku tidak tenang, kadang jadi depresi.
***
"Bagaimana caranya?" kucoba bertanya pada seorang yang sangat kupercaya. Bisa dibilang, hanya Dia yang memahamiku dan tak pernah pergi dariku. Dia adalah tempatku mengeluh dan bercerita ketika banyak yang menjauhiku.
"Sudah terlalu banyak kamu mengeluh. Meski dirimu selalu berdebat, bukankah kalian masih tetap bersama hingga sekarang?" seperti biasa, jawabNya selalu tenang.
"Ia. Tapi aku sangat ingin aku berdamai dengan aku. Bisakah Kau memahaminya?" Tanya aku. Entah mengapa, di hadapanNya, aku dan aku selalu sepaham. Tak pernah aku beribut ketika bersamaNya
"Bagaimana menurutmu?" Dia bertanya balik.
"Aku merasa bahwa di hadapanMu, tidak pernah terjadi perdebatan antara aku. Bisakah Kau selalu bersamaku?" Meski Dia sangat sibuk, aku beranikan diri untuk meminta padaNya. Kurasa hanya ini satu-satunya cara untuk membuatku merasa damai.
"Sangat bisa."