Anak-anak di Denmark dibebaskan untuk bermain dan baru akan diijinkan sekolah ketika sudah berusia 7 tahun. Hal ini diterapkan dengan maksud anak-anak dapat belajar mengenai ketangguhan, sosialisasi serta pengendalian diri.
Mereka memiliki prinsip bahwa kemampuan mengelola emosi merupakan hal alamiah yang terbentuk dari proses bermain. Dengan pengedalian emosi yang baik sedari kecil, maka saat dewasa nanti, anak mampu untuk mengontrol diri serta menghadapi kehidupan dengan baik.
Selain itu, dalam pendidikan, orang tua tidak hanya melulu soal hasil yang diraih, namun proses yang dilewati menjadi perhatian utama untuk menjadi fokus. Dibanding sekedar pintar, alangkah lebih baik sang anak dapat menjalin hubungan dan kehidupan sosial yang baik.
Selain itu, anak-anak telah diajarkan untuk jujur terhadap diri sendiri sejak kecil. Hal ini diajarkan oleh para orang tua atau guru dengan lebih peka dan perhatian, serta membiarkan anak mengungkapkan atau menceritakan masalahnya.
Anak-anak juga diajarkan untuk melihat segala sesuatu dari sudut pandang yang berbeda, baik sisi yang positif maupun negatif. Hal ini melatih mereka untuk dapat mempertimbangkan segala sesuatu dengan benar. Â
Rasa empati terhadap orang lain juga ditumbuhkan pada anak-anak, sehingga mereka memiliki kepedulian kepada orang-orang dan lingkungan sekitar. Perilaku menuduh ataupun menyalahkan menjadi hal yang tidak diperbolehkan di sana.
Yang cukup unik adalah tidak adanya ancaman dalam memperingati anak. Contohnya, di Negara lain, anak-anak akan diancam atau ditakut-takuti dengan sesuatu agar tidak melakukan hal yang negatif. Sedangkan orang Denmark lebih mengutamakan memberikan pengertian dan mengarahkan anak untuk memilih pilihan yang baik.
Hal-hal tersebut nampaknya cukup sederhana, namun sangat jarang diterapkan dengan baik. Kebiasaan dan mental yang kuat sedari kecil akan membuat para anak menjadi pribadi yang kuat, dapat mengendalikan diri terhadap hal negatif secara mandiri dan memiliki karakter yang jujur.
Korupsi disebabkan oleh keserakahan, rasa tidak pernah cukup, kurang bersyukur, hingga pengendalian diri yang kurang. Sistem pendidikan yang baik, jika diimbangi dengan pola asuh sejak dini dan penanaman nilai moral yang baik, akan menghasilkan orang-orang yang tidak hanya pintar, namun bermental jujur. Memang perlu kesadaran semua orang.
Upaya pemeberantasan korupsi tidak berjalan baik, jika hanya KPK saja yang bekerja meringkus orang-orang yang telah melakukannya. Lebih dari itu, upaya pencegahan terhadap lahirnya para pelaku-pelaku korupsi di masa depan, harus diterapkan sejak dini dalam pendidikan karakter serta mental anak.
Tidak melulu soal menangkap para koruptor, namun penting untuk mencegah lahirnya para koruptor-koruptor masa depan. Tulisan ini hanyalah analisa sederhana dari seseorang yang juga masih belajar untuk memiliki kejujuran dan moral yang lebih baik.