Matanya menelisik ke setiap sudut taman. Pergerakannya makindipercepat. Setiap bagian taman diperhatikannya dengan cermat.
Dialah Arni. Anak sekolah minggu berusia enam tahun yangsedang mengikuti kegiatan mencari telur paskah. Mencari telur paskah merupakankegiatan yang sudah dilaksanakan turun-temurun, khususnya bagi anak-anaksekolah minggu di gereja tersebut.
Gerakan Arni makin dipercepat ketika ia melihat teman-temanyang lain telah mendapatkan beberapa telur. Terdapat dua puluh telur yangdisembunyikan oleh para guru sekolah minggu di taman depan Gereja tersebut. Tigatelur diantaranya bertuliskan angka satu sampai tiga. Bagi yangmendapatkan  tiga telur istimewa tersebut,akan mendapatkan hadiah khusus berupa buku dan peralatan sekolah.
Arni sangat ingin mendapatkan salah satu dari ketiga teluristimewa tersebut. Hal ini dikarenakan ia ingin memiliki buku dan peralatansekolah itu. Terang saja, ayah dan ibunya tidak mampu untuk membelikanperalatan sekolah baru baginya, sehingga buku yang ia gunakan untuk bersekolah,sangat jarang diganti. Jika buku tulisnya telah penuh, ia akan menghapustulisan lama di halaman bukunya untuk digunakan lagi.
"Dimana yah? Masa tidak ada sama sekali. Padahal sudah daritadi ku cari ke setiap sudut taman ini." keluh Arni dengan wajah yang mulaiputus asa.
"Yes. Aku dapat telur nomor tiga." Terdengar dari sudutbagian taman lain, seorang anak yang gembira karena telah mendapatkan salahsatu dari tiga telur istimewa.
"Aduh. Mungkin saja kedua telur yang lain juga sudahditemukan." Arni makin panik.
Taman depan Gereja tersebut memang cukup besar. Hal inilahyang membuat para anak sekolah minggu harus bergerak kesana kemari dengan cepatagar mendapatkan telur paskah tersebut.
Kepanikan dan gerakan yang terburu-buru membuat Arni tidakbisa fokus. Namun, ia terus berusaha mencari telur istimewa yang berhadiahperalatan sekolah tersebut.
"Akhirnya ada telur yang kudapat." Seru Arni dengan kerasketika menemukan sebuah telur yang disembunyikan di antara beberapa bungamatahari.
Ia memperhatikan dengan seksama dan mengharapkan di telurtersebut tertulis angka satu atau dua. Namun kekecewaan lansung mendera ketikaia mengetahui bahwa ia hanya mendapatkan telur biasa yang tidak memilikitulisan angka.
"Yey, aku dapat." Teriak beberapa orang teman Arni yang jugamendapatkan telur. Ternyata, kedua telur istimewa lain telah ditemukan olehteman-temannya yang lain.
Rasa kecewa tidak bisa ditutupi oleh Arni. Harapannya untukmendapatkan peralatan sekolah dan buku yang baru pupus sudah. Air matanyapunmulai jatuh. Meski begitu, dengan cepat ia mengusap air matanya karena takutada teman-teman lain yang melihatnya dan memanggilnya cengeng.
Saat kesedihan sedang menyelimuti hatinya, tiba-tiba salahsatu teman baik Arni menepuk pundaknya. Namanya adalah Aurora. Teman sekolahminggu dan juga teman sekelas Arni di sekolah.
"Arni, kita tukeran telur yuk." Ungkap Aurora.
"Tukar? Memangnya kenapa dengan telur yang kamu punyaAurora?" tanya Arni yang penasaran.
"Ah. Tidak, aku tidak suka dengan hadiahnya. Lagian, akusudah cukup gembira dengan permainan yang seru ini." jawab Aurora. Dengan cepatAurora lansung meraih tangan Arni yang memegang telur yang ia dapat dan ditukardengan telur yang ia punyai.
"Aku pergi dulu yah. Ayah dan ibu sudah memanggilku. SelamatPaskah. Dah dah Arni." Aurora lansung berlalu dengan cepat.
Arni yang hanya terdiam sedari tadi dengan tingkah temannyatersebut, segera melihat telur yang diberikan oleh Aurora. Betapa kagetnya diaketika melihat angka satu tertulis di telur tersebut. Air mata yang tadinyaberasal dari kesedihan dan rasa kecewa lansung berganti dengan air mata syukur.
Ternyata, sedari tadi Aurora selalu memperhatikan tingkahArni yang panik. Ia tahu bahwa Arni membutuhkan peralatan sekolah yang baru. Iapunjuga mencari telur istimewa tersebut dengan tujuan untuk diberikan kepada Arni.Beruntung baginya karena ia mendapatkan telur yang bertuliskan angka satu.
 "Terima kasih Tuhan. Terimakasih Aurora." Ucap Arni.
***
"Dapat uang dari mana untuk biaya operasi ibu?" keluhseorang pria yang sudah lanjut usia kepada seorang wanita yang merupakananaknya.
Nampaknya pria tua tersebut adalah ayah dari Aurora dan sekarangsang istri sedang mengidap tumor otak. Pengusaha yang belakangan usahanyasedang mengalami kemunduran ini nampaknya sedang berpikir keras.
"Ayah tenang saja yah. Aku sudah berdoa pada Tuhan. Pasti akanada jalan keluar." Ungkap Aurora, anaknya.
Di tengah rasa kebingungan yang sedang dihadapi keluargatersebut, tiba-tiba Aurora dan ayahnya dipanggil oleh salah seorang dokter. Merekalalu bergegas dan masuk ke dalam ruangan dokter tersebut.
"Pak. Besok, ibu sudah bisa dioperasi yah." Ungkap dokter laki-lakitersebut.
"Tapi, kami masih mencari uang untuk pembayaran operasinya."Ungkap ayah Aurora.
"Untuk biaya, bapak tidak usah pikirkan. Ada salah seorangdokter kami yang telah menanggungnya." Jawab dokter
"Siapa dokter yang baik hati tersebut pak dokter?" tanyaAurora pada dokter tersebut.
"Mohon maaf. Hingga operasi nanti, ia minta agaridentitasnya dirahasiakan." Sahut pak dokter.
Keesokan harinya, operasi lansung dilakukan. Tumor yangberada di otak ibunda Aurora berhasil diangkat. Ibunda akan segera kembali pulih.
"Terima kasih Tuhan." Ucap Aurora ketika diberi tahu bahwaoperasi sang ibunda telah berjalan dengan baik.
Tiba-tiba ada seseorang yang menepuk pundak Aurora dariberlakang. Ia adalah salah satu dokter dari rumah sakit tersebut. Aurora merasafamiliar dengan wajah dokter cantik di hadapannya ini. Namun ia tidak bisamengingat dengan jelas siapa dokter ini.
Dokter tersebut lalu meraih tangan Aurora dan memberikansebuah telur.
"Selamat paskah sahabatku, Aurora." Ucap dokter.
Aurora lalu memperhatikan sejenak telur yang ia dapatkandari sang dokter cantik tersebut. Ternyata di telur tersebut tertulis angkasatu. Ia sontak kaget dan lansung memeluk dokter tersebut. Ternyata doktertersebut adalah sahabat kecilnya, Arni.
Hampir dua puluh tahun mereka tidak pernah bertemu, namunArni, sang dokter tidak pernah melupakan kebaikan hati Aurora yang telahmemberikan telur paskah istimewa baginya. Ketika mengetahui bahwa salah satupasien yang dirawat dan tidak mampu membayar biaya operasi adalah ibundasahabatnya, Aurora lansung memberikan bantuannya. Yah, Arni adalah orang yangmenanggung semua biaya operasi ibu dari sahabatnya tersebut.
Air mata lalu menetes secara bersamaan dari kedua sahabat masakecil tersebut.
"Terima kasih Arni." Ucap Aurora.
"Tidak sahabatku, aku yang berterima kasih. Terima kasih untuktelur istimewamu dulu, Aurora." Balas Arni.
"Terima kasih Tuhan." Ucap mereka dengan rasa syukur.
Kupang, 21 April 2019
Harry Andrean Dethan Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H