Setelah selesai makan donat tersebut, anak itu lalu berpamitan untuk pergi. "Terima kasih yah kak, aku pergi dulu." Kata anak tersebut. Sebelum anak itu berlalu, Lukas masih menyempatkan untuk bertanya "Oh ia, namamu siapa dek?"
"Namaku Gilang kak. Sampai jumpa." Jawab anak tersebut dan lansung pergi ke tempat lain untuk melanjutkan pekerjaannya, mengumpulkan sampah-sampah yang akan dijualnya lagi ke tempat pengepul sampah. "Sampai jumpa Gilang!" balas Lukas dengan tersenyum.
Lukas lansung bergegas pulang. Sesampainya di rumah, ia lansung memeluk dan mencium kedua orang tuanya. "Terima kasih bapak dan ibu" Katanya dengan air mata yang membasahi pipi.
"Kamu kenapa nak?" tanya ibundanya. "Apa yang kamu inginkan? Apakah motor baru? Sebagai hadiah ulang tahun akan bapak berikan." Kata bapaknya menyambung.
Mendengar hal yang ia tunggu-tunggu sejak membuka mata tersebut, Lukas lalu kembali mengingat pertemuannya dengan Gilang di tempat sampah tadi. "Tidak bapak, motorku masih sangat bagus. Aku tidak memerlukan apa-apa. Aku bersyukur masih memiliki kalian." Jawab Lukas pada kedua orang tuanya.
"Anak kita ternyata sudah makin dewasa." Kata ibundanya dengan senyum syukur dan rasa bangga. Melihat senyum kedua orang tuanya yang mulai menua, Lukas merasa sangat bersyukur. Senyuman itu seperti menjadi hadiah terbaik di ulang tahunnya yang ke 20.
"Terima kasih bapak dan ibu, terima kasih Gilang, dan terima kasih untuk segalanya, Tuhan." Batinnya dalam doanya pada Tuhan dengan penuh rasa syukur.
"Jangan lupa bersyukur hari ini!"
Kupang, 2 Maret 2019
Harry Dethan