Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Health Promoter

Master of Public Health Universitas Gadjah Mada | Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kesombongan Memang Tak Berfaedah

19 Februari 2019   22:10 Diperbarui: 19 Februari 2019   22:45 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: shutterstock.com

Di suatu malam yang dingin, semua telah tertidur dengan pulas. Larutnya malam masih tak bisa membuat lima sahabat tertidur. Mereka berlima sudah bersahabat sejak kecil. Kemanapun pergi, mereka selalu bersama. Mereka adalah Bubu, Juju, Teteng, Maman dan Iki.

Mereka sering sekali dijuluki orang-orang dengan sebutan "persahabatan lima jari". Hal ini dikarenakan mereka tak pernah terpisahkan bagai lima jari yang selalu bersama dalam satu tangan.

Hari ini adalah hari libur. Waktu yang sangat cocok untuk berlibur. Kali ini, kelima sahabat ini memutuskan untuk bersama-sama berlibur ke daerah puncak dan menginap di sini. Saat-saat seperti inilah yang mereka pakai untuk semakin mempererat tali persahabatan mereka.

Dari masa kanak-kanak mereka memang selalu bersama. Mulai dari bersekolah di tempat yang sama, hingga saat ini mereka bekerja di tempat yang sama. Apakah mereka juga akan memiliki istri yang sama? Ah, ada-ada saja.

Karena sudah saling tahu sejak lama dan selalu bersama, mereka sepertinya merasa sudah saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Namun, mungkin saja sekarang rasa itu sudah mulai terkikis. Dengan masing-masing kehebatan dan kepintaran yang dimiliki, masing-masing di antara mereka mulai merasa bahwa salah satu dari mereka adalah yang terhebat.

"Hey teman-teman, sudah lama kita saling kenal. Tentunya kita semua selama ini selalu bersama dalam mengerjakan segala sesuatu. Tapi apakah kalian tahu? Sebenarnya semua keberhasilan kita selama ini adalah berkat kemampuanku dalam memimpin." Kata Juju dengan penuh kesombongan pada keempat sahabatnya.

Mendengar ungkapan sombong dari sahabatnya, Bubupun tak terima. "Hah? Tugasmu hanyalah mengatur. Lupakah dirimu? semua orang selalu mengangkat jempol pada kinerjaku, karena akulah yang paling sering meyelesaikan setiap tugas-tugas yang berat."

"Oh, kalian berdua sombong sekali yah! Aku selalu menjadi orang terdepan yang menangani semua orang dan klien. Memangnya apa yang diketahui orang-orang yang hanya bisanya menyuruh-nyuruh orang lain atau mengangkat beban?" Sahut Teteng yang juga tak terima dengan kesombongan sahabat-sahabatnya.

Mamanpun tak mau kalah dengan panasnya perdebatan di antara para sahabat-sahabatnya ini. "Kalian belum pernah merasa sebagai orang kepercayaan utama untuk mengatur semua barang berharga dan keuangan dari tempat kerja kita. Jadi jangan sesumbar! Bahkan kalian akan selalu pusing kepala, jika ada di posisiku."

Iki yang sedari tadi memperhatikan semua sahabatnya bertengkar, tidak mengatakan sepatah katapun untuk menunjukan kesombongannya. Ia merasa bahwa sebagai sahabat dengan umur paling muda, tak pantas jika ia melawan para sahabat yang sudah dianggap seperti kakak sendiri baginya.

Melihat Iki yang sedari tadi hanya diam, Bubu bertanya, "Iki, mengapa kamu hanya diam saja sedari tadi?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun