Memasuki bulan Ramadan harga-harga kebutuhan pokok dan non pokok pasti naik. Mudah diprediksi, naiknya permintaan masyarakat harga juga naik. Seharusnya ketika masyarakat puasa permintaan makanan menurun namun kenyataannya tidak pernah seperti itu.
Puasakan tujuannya agar menjadi mutaqqin bukan menjadi miskin, tapi kalo kebanyakan dari kita gelap mata, dengan keadaan kantong kita yang pas-pasan bulan Ramadan malah bisa menjadikan keuangan kita defisit bahkan bangkrut.
Bagi masyarakat menengah kebawah, Biaya makan minum meningkatnya baik jumlahnya maupun porsinya terhadap pendapatan. Padahal makan hanya dua kali dari yang biasanya tiga kali.
Kenaikan ini dapat dimaklumi karena ketika sahur kita ingin yang enak-enak dan banyak biar puasanya kuat. Padahal enak dan banyak belum tentu kenyangnya lebih lama daripada yang sedikit tapi bijak dan berserat. Kita kadang ingin sahur yang wow karena kalo tidak wow bangun tidur kurang semangat sahurnya.
Begitu pula ketika buka, war takjil seperti kewajiban setiap hari, bayangkan godaan di pasar Ramadan ada ratusan macam kue dan minuman yang membuat kita meronggoh kantong dalam-dalam. Kalo cuma sehari dua mungkin tidak terasa tapi kalo tiap hari, bayangkan berapa dana yang terpakai
Belum lagi buka bersama berbayar, pastinya butuh biaya lebih karena tidak mungkin acara yang ramai orangnya disajikan takjil seadaanya atau dengan makanan pas-pasan. Bayangkan bila ada yang tidak dapat takjil bisa rusuh merusak acara silaturahmi.
Terakhir, Makanan lebaran juga pasti diperhitungkan, biasanya sih tergantung relasi dan kebiasaan. Yang temannya banyak biasanya menyiapkan makanan yang lumayan juga dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Keuangan kita juga harus bersiap-siap belanja pakaian, lebaran tanpa baju baru tampaknya kurang afdol. Hitung aja biaya baju, celana, sepatu, sarung, kopiah baru, jilbab baru dikalikan berapa jumlah keluarga, pasti jutaan melayang.
Apalagi membayangkan kawan-kawan yang pulang kampung, biaya transportasi dan oleh-oleh bahkan angpao untuk ponakan-ponakan di kampung, bikin pening orang seperti kita yang penghasilannya pas-pasan.
Meskipun kita juga kadang menyisihkan dana kita untuk Zakat, Infak dan shodaqah, namun pengeluaran untuk ini, kontrol diri kita pasti lebih baik. Apalagi infak dan shodaqah kan sifatnya tidak wajib.Â