Membaca buku David and Goliath karya Malcom Gladwell seperti membaca Novel. Bab demi bab sangat mudah diselesaikan dan konsep-konsep dijelaskan dengan sederhana. Â Buku ini dibuat dengan banyak literatur serta kaya peristiwa dan cerita pengalaman orang.
"Pengalaman orang lain adalah guru yang terbaik" ujar Cak Lontong, bukan hanya pengalaman diri sendiri. Pada buku David and Goliath dijelaskan konsep-konsep yang berlawanan dengan banyak keyakinan orang bahwa kemenangan selalu berpihak kepada yang memiliki kekuatan, keunggulan, kelebihan berhadap-hadapan dengan kelemahan, kekurangan hambatan dan kesulitan.
Sebelumnya saya sudah pernah membaca buku Gladwell seperti The Tipping Point, blink, kemudian menemukan buku David and Goliath di Perpustakaan Daerah, saya merasa sangat beruntung karena buku Gladwell pasti tidak diragukan lagi kualitasnya.
Judul asli berbahasa Inggris buku ini adalah "David and Goliath, Underdogs, Misfits, and Art of Battling Giants" yang kemudian diterjemahkan dengan baik sekali oleh Gramedia Pustaka Utama dan judulnya diubah menjadi David and Goliath, Ketika Si Lemah Menang Melawan Raksasa.
Sebuah buku bisnis yang kaya akan wawasan psikologis, pendidikan, hukum, bahkan sejarah. Buku ini harusnya mampu membuat kita menjadi lebih bijaksana menyikapi kekurangan atau hambatan bahkan musibah yang kita alami, mengambil pelajaran dan bertindak lebih baik meskipun kelihatannya kita dipihak yang lemah atau dirugikan.
Terdiri dari 9 Bab dengan kisah nyata yang sangat inspiratif dari orang-orang yang tidak saya kenal sampai saya membaca buku ini, merangkai cerita-cerita dengan inti yang sama dengan kisah dari kitab suci yaitu pertarungan antara David dan Goliath.
Pada bagian pertama dijelaskan konsep Kekuatan dalam kelemahan dan sebaliknya kelemahan dalam kekuatan. Kelemahan bisa menjadi kekuatan.Â
Diceritakan bagaimana sebuah tim basket ball Redwood City bisa mencapai prestasi meskipun pemainnya tidak memiliki kemampuan yang mumpuni dan pelatih yang tidak berpengalaman melatih tim basket ball.Â
Menyadari kelemahan mereka dalam bermain basket ball secara normal, mereka memainkan strategi bermain yang berbeda mempertimbangkan kelemahan yang dimiliki.
Di bab selanjutnya dijelaskan tentang sekolah dengan jumlah murid sedikit per kelas, di"jual" kepada masyarakat bahwa kelas yang sedikit memiliki kualitas yang lebih baik (Merasa memiliki kekuatan), berdasarkan penelitian di sekolah-sekolah di Amerika ternyata tidak menunjukan kenyataan sebenarnya.